Saham Adaro Langsung Melejit

Kamis, 17 Juli 2008 – 09:40 WIB
Erry Firmansyah, Edwin Soeryadjaya (PresKom PT Adaro Energy) dan Garibaldi Thohir (Presiden Direktur PT Adarao Energy Tbk) saat menyaksikan pergerakan saham PT Adaro Energy Tbk pada pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Foto:Muhammad Ali/Jawa Pos
JAKARTA – Pencatat nilai IPO terbesar sepanjang sejarah bursa di tanah air, PT Adaro Energy Tbk, resmi mencatatkan saham perdananya, Rabu (16/7)Sesaat setelah resmi diperdagangkan, harga ADRO langsung melejit ke posisi Rp 1.690 atau melonjak 53 persen dari harga perdananya Rp 1.100

BACA JUGA: Telkom Dapat Pinjaman RP9,5 T

Hingga akhir perdagangan, saham Adaro meningkat  57,23 persen menjadi Rp 1.730.
   Dirut Adaro Boy G
Thohir mengaku sangat lega dengan listingnya perseroan

BACA JUGA: Privatisasi Krakatau Steel-PTPN, Tunggu DPR

Maklum, dalam tiga bulan terakhir, Adaro ramai dipolemikkan oleh publik
Mulai dari kasus dugaan transfer pricing yang akan diangketkan DPR RI, meski kemudian kandas, hingga gugatan hukum oleh Beckkett, perusahaan Singapura yang salah satunya dimiliki oleh bos Raja Garuda Sukanto Tanoto

BACA JUGA: Lelang SUN Sedot Rp 6,45 T

"Maaf jika dalam tiga bulan ini kami mungkin kurang terbuka, berkaitan dengan banyaknya pro dan kontraMulai saat ini kami akan menjunjung asas keterbukaan, sesuai prinsip good corporate governance," kata Boy di Jakarta.
   Boy menyatakan, proses hukum harus dihormatiBiarkan semuanya berjalan duluDia tidak mau berandai-andai bagaimana konsekuensi yang harus ditanggung investor bila kelak Adaro kalah dalam gugatan persengketaan saham oleh Beckkett”Itu hak dari BeckkettKita tidak melakukan kesalahan apa punInvestor sekarang sudah dewasa, mereka mau mengoleksi saham kami karena kami memang bersih,” ujarnya
   Terkait kinerja, hingga tahun ini Adaro menargetkan mampu memproduksi 38 juta ton batu bara”Hasil di semester satu ini sudah sesuai jalurHanya saja, ada sedikit kendala cuaca karena kuartal pertama kan musim hujan,” katanyaPada 2012, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi batu bara hingga 80 juta ton.
   Listing emiten ke-14 pada 2008 itu dihadiri taipan William SoeryadjajaPendiri Grup Astra yang kini lebih banyak bermukim di Singapura itu bahkan ikut tertawa dan melambaikan tangan saat saham ADRO resmi diperdagangkanWilliam memakai celana berwarna hitam, dengan atasan batik bermotif merah hatiDia didampingi istrinyaSang istri memakai baju batik warna biru tua bermotif merahKuku tangannya diwarnai merah mudaKeduanya menggunakan kursi roda, namun sang istri sesekali masih tampak berjalan bertemu kolega-koleganyaDia yang tampak masih akas sesekali berbicara melalui telepon genggam yang dibawa oleh asistennya
   William yang sudah sangat sepuh disuapi dengan penganan ringanUntuk ke kamar mandi, William masih menggunakan kursi roda, didampingi asistennya"Kabar kami baik," ujar Edwin Soeryadjaja, anak sang taipan sekaligus presiden komisaris AdaroMereka meninggalkan BEI sekira pukul 12.15
   Sementara itu, ADRO telah menjalin kontrak dengan PT Pama Persada dengan nilai kontrak sebesar USD 342,25 juta"Penandatangannya Oktober," ujar Corporate Secretary Adaro Andre JMamuaya
   Andre menjelaskan, kontrak itu berlaku untuk 2009, dengan harga berlaku USD 18,5 per ton untuk 18,5 juta tonPama adalah kontraktor batubara yang dipakai AdaroPama adalah anak usaha PT United Tractors TbkUntuk 2008, kontrak Adaro dengan Pama mencapai USD 264 juta, dengan harga USD 16 per ton untuk 16 juta ton.
   Pasca-IPO, komposisi pemegang saham perseroan akan berubah menjadi dimiliki PT Saratoga Investama Sedaya (14,93 persen), PT Triputra Investindo Arya (13,34 persen), PT Persada Capital Investama (11,01 persen), Garibaldi Thohir (7,8 persen), PT Trinugraha Thohir (7,8 persen), Edwin Soeryadjaya (4,3 persen), T Permadi Rachmat (2,27 persen), Sandiago Uno (2,07 persen), Subianto (1,3 persen), PT Saratoga Sentra Business (0,25 persen), dan masyarakat (34,83 persen).
   Oleh perseroan, dana IPO akan digunakan untuk membeli kepemilikan tidak langsung di anak-anak usaha AdaroYaitu, 33 persen saham PT Adaro Indonesia (Adaro), 33 persen saham PT Indonesia Bulk Terminal (IBT), dan 36 persen saham Coaltrade Services International Pte Ltd (Coaltrade) dari para pemegang saham asingSelain itu, dana Rp 12,25 triliun itu akan digunakan untuk membayar kewajiban utang anak perusahaan perseroan dan ekspansi(eri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Agustus, Listrik Jawa Tambah 600 MW


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler