JAKARTA - Tenggat waktu penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) tinggal menghitung hariTetapi, sejumlah problem tak juga beranjak dari proses penjualan saham perdana burung besi tersebut
BACA JUGA: PTSP Tunggu Perubahan Tata Ruang
Bahkan, persoalan semakin runyam menjelang waktu penutupan berakhir.Setidaknya dua penjual IPO GIAA mengalami kesulitan menjual saham perdana perusahaan penerbangan BUMN tersebut
BACA JUGA: Saham Astra Terus Tergerus
Seorang pelaku pasar mengatakan, PT Bahana Securities masih menyimpan saham GIAA senilai Rp 500 miliar yang belum ditebus, sedangkan PT BNI Securities sebesar Rp 20 miliar
BACA JUGA: Pasar Butuh Trigger Anyar
”Saham GIAA sudah kita alokasikan kepada klien,” ungkap I Gede Suhendra, manager corporate communications & media relations Bahana SecuritiesMeski begitu menurut sumber lain menyebutkan, sebagian besar saham yang tidak ditebus di Bahana itu dilelang ke para bandar IPO melalui mekanisme block sale pada harga Rp 650, diskon 13,33 persen dari harga perdana Rp 750"Dengan cara ini, bandar-bandar IPO bisa mengantisipasi aksi jual massal di hari perdana listing, karena mereka beli pada Rp 650Jadi bandar punya spread cukup besar dan bisa mengangkat harga GIAA kembali ke atas harga IPO di Rp 750," tandas sumber tersebut.
Di lain pihak PT BNI Securities mengaku tidak kesulitan menjual saham perdana GIAAPerseroan yakin pesanan sebesar Rp 20 miliar yang belum ditebus nasabah akan dibayar pada jatuh tempo pembayaran besok"Benar pesanan nasabah senilai Rp 20 miliar belum dialokasikan ke nasabah," tutur Jimmy Nyo, direktur utama BNI Securities
Sebelumnya, seorang pelaku pasar mengatakan, BNI Securities mencatat pesanan saham perdana GIAA yang tidak ditebus senilai Rp 20 miliarMenurut Jimmy, jatuh tempo pembayaran masih berlangsung hingga hari ini"Kan pembayaran masih sampai besok (hari ini, Red), dana nasabah sudah ada di rekening," ujarnya
BNI Securities mendapat jatah menjual IPO GIAA senilai Rp 250 miliarSejauh ini, saham senilai Rp 230 miliar sudah dialokasikan ke nasabah yang memesan, hanya tersisa Rp 20 miliar yang masih menunggu pembayaran untuk kemudian dialokasikan ke nasabah.
Sementara itu, masalah yang sama dialami oleh agen penjual asingCitigroup dan UBS hanya mampu menjual saham perdana giaa senilai USD 3 juta atau setara Rp 27 miliarUntuk menjaga hubungan baik dengan Garuda, maka Citigroup dan UBS, berkomitmen memberikan pinjaman sindikasi sebesar USD 120 juta dengan tenor 2 tahunBunga pinjaman tersebut lebih tinggi 425 basis poin (BPS) dari suku interbank london(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Garuda Pakai Kode GIAA
Redaktur : Tim Redaksi