jpnn.com, JAKARTA - Manajemen Modern Internasional (MDRN) akhirnya memenuhi panggilan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/7).
Induk usaha Modern Sevel Indonesia (MSI) itu dipanggil terkait kelangsungan lini bisnis setelah menyudahi operasional 7-Eleven (Sevel).
BACA JUGA: Punya Pendapatan Lain, Pemegang Lisensi Sevel Enggan Delisting
Sebagaimana diketahui, MSI merupakan pengelola gerai Sevel di Indonesia.
Manajemen Modern International mengklaim bakal fokus mengembangkan penjualan alat kesehatan (alkes) dan foto copy digital Ricoh.
BACA JUGA: Regulasi Ritel Tumpang-tindih, Pengusaha Tagih Revisi Peraturan
Selain itu, perusahaan berjanji segera menggelar public expose dalam waktu dekat.
Dalam hajatan public expose sepekan mendatang, manajemen dipastikan akan buka-bukaan soal kelanjutan usaha utama perusahaan.
BACA JUGA: Politikus Gerindra Minta Pengelola Sevel Perhatikan Nasib Karyawannya
Dalam kesempatan itu, tampak hadir salah satu Direktur Modern Internasional Donny Susanto.
Sayangnya, setelah pertemuan dalam tempo kurang lebih 45 menit itu, Donny tidak mau memberi keterangan terkait materi dan hasil pertemuan.
Donny langsung meninggalkan ruangan tanpa menjawab sejumlah pertanyaan media yang sudah menunggu sejak pukul 14:00 WIB.
Donny hanya melontarkan komentar singkat. ”No Comment,” ujarnya.
Meski begitu, Samsul sedikit membocorkan tujuan dan latar otoritas pasar memanggil manajemen Modern Internasional.
Samsul menyebut menanyakan beberapa hal terkait kelangsungan usaha perseroan.
Namun, manajemen Modern belum mau mengungkap rencana bisnis lain untuk pengganti Sevel.
”Mungkin ada rencana bisnis. Tetapi, mereka belum mau menjelaskan secara detail,” terang Samsul.
Karena itu, sambung Samsul, tidak ada isu delisting terhadap saham perusahaan. Termasuk mengenai status suspensi.
Meski saham perusahaan saat ini mentok pada level Rp 50 per lembar, hal itu tidak memenuhi kriteria suspensi.
Yang jelas, manajemen Modern Internasional diwajibkan kembali menggelar public expose untuk menyampaikan informasi terkini mengenai kegiatan usaha.
Bagaimana dengan good corporate governance (GCG) perusahaan? Samsul menilai kondisi yang menyelimuti Sevel murni risiko bisnis.
”Jadi, GCG tidak ada kaitannya dengan penutupan Sevel. Itu karena itu, lini usaha lain masih tetap berjalan,” ucapnya. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Larangan Minol di Minimarket Berdampak ke Omzet Sevel
Redaktur & Reporter : Ragil