Saham Perbankan dan Konsumsi Masih Layak Beli

Harga Turun Tajam, Kinerja Tetap Positif

Senin, 13 Oktober 2008 – 15:26 WIB
JAKARTA - Entah mimpi apa apa para pemburu gain di bursa saham tahun iniTak dinyana, secepat kilat bursa saham ambrol mengikuti gebalau finansial AS

BACA JUGA: Bank Butuh Sokongan Likuiditas

Portofolio mereka menyusut sangat drastis


Saham-saham komoditas ambrol, seiring melelehnya harga minyak di bawah USD 100 per barel

BACA JUGA: Pemerintah Gandeng 4 Negara Kejar USD 21 Miliar

Konsekuensinya, harga komoditas turunan maupun substitusi minyak ikut terjerembab
Harga batubara dan CPO mulai mengerdil

BACA JUGA: BEI Buka Hari Ini



"Hal itu membuat harga saham-saham berbasis komoditas menurun drastis," kata Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero kepada Jawa Pos.

Namun, toh dunia investasi selalu punya kredo bahwa selalu ada celah di tengah keterimpitanSejumlah sektor nonkomoditas atau nonpertambangan masih layak dilirik, seperti consumer goods, perbankan, semen, dan konstruksi

Sebenarnya, rumus sederhana menilai prospek perusahaan sangat mudahYaitu, lihat data historis laba kotor dan laba bersihnya serta penjualan perseroanLantas, bandingkan capaian-capaian itu dengan kinerja industri secara umum di mana perusahaan tersebut berada.

Dari analisis Jawa Pos, ada sepuluh saham dari empat sektor yang layak untuk dibeliSelain karena kinerja bisnisnya positif, harga saham mereka dalam tahun ini telah turun hampir 50 persenBahkan ada yang lebihSecara teknikal, harga saham-saham tersebut sudah sangat murah.

Saham dari sektor apa sajakah itu? Di sektor perbankan, ada empat saham yang baik dan murah yaitu Bank BRI (BBRI), Bank BCA (BBCA), Bank BNI (BBNI), dan Bank Mandiri(BMRI)Di sektor barang konsumsi ada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNIV)Sedangkan empat saham lainnya adalah Semen Gresik (SMGR) dan Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) di sektor semenSerta Wijaya Karya (WIKA) dan PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) di sektor konstruksi.

Saham di sektor perbankan mulai pantas dilirik pascatumbangnya sektor komoditasMeski sejak awal tahun disaput awan pesimisme, hingga semester pertama 2008, kinerja bank-bank sangat baikBBRI menorehkan laba terbesar sebesar Rp 2,81 triliunLaba BMRI mencapai Rp RP 2,61 triliun dan BBCA sebesar Rp 2,43 triliun

Analis PT Optima Securities Haryo Koconegoro menjagokan BBCA dan BBRI sebagai saham perbankan yang patut dilirikDia memprediksi, laba bersih BBCA tahun ini mencapai Rp 5,2 triliunKarena itu, dia merekomendasikan beli terhadap saham bank swasta terbesar ini, dengan target harga Rp 3.600Saat ini, harga BBCA adalah Rp 2.875 per lembar

Menurut Haryo, BBCA relatif mampu menjaga margin keuntungannya"BCA juga mampu menjaga NPL-nya di 0,67 persen," tuturnyaDengan asumsi itu, meski perbankan tetap diancam krisis, dia menargetkan harga saham BBCA menjadi Rp 3.600 pada warsa depanMenurut dia, itu berarto 2,4 kali PBV perseroan.(eri/aan/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demand USD Susut, Rupiah Bisa Pulih Kembali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler