jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup memerah pada perdagangan Senin (19/12) kemarin.
Indeks terkoreksi 39,74 poin atau 0,76 persen menjadi 5.191.
BACA JUGA: Selangkah Lagi, Maskapai Malaysia Angkut Kepiting Kaltara
Investor asing melanjutkan aksi lepas saham senilai Rp 288 miliar.
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,99 persen ke posisi 865,06.
BACA JUGA: Kredit Sektor Jasa Perdagangan dan Perhotelan Bakal Dominan
Efeknya, mayoritas indeks saham acuan tertekan.
Tercatat sebanyak 217 saham melemah.
BACA JUGA: Citilink Makin Agresif Garap Turis Tiongkok
Sebanyak 97 saham menguat dan 98 lainnya stagnan.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 255.143 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar shaam.
Nilai transaksi harian Rp 5,3 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor tertekan kecuali aneka industri naik 0,51 persen.
Sektor barang konsumsi merosot 1,63 persen, disusul aneka industri (1,6 persen) dan sektor manufaktur (1,25 persen).
Saham-saham menguat antara lain BOGA yang naik 69,90 persen, TAXI (34,64 persen), dan RANC (11,76 persen).
Saham-saham yang turun di antaranya NAGA yang defisit sepuluh persen, BUMI (7,97 persen) dan (GREN7,74 persen).
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebut, indeks memburuk menyusul perseteruan bursa global terutama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Efeknya, bursa regional memburuk dan membuat indeks ikut terkena dampak.
Padahal, capital outflow mulai menurun. Harga minyak WTI juga tetap menanjak. Karena itu, indeks masih akan betah bergerak di area negatif.
”Dampaknya, hanya saham-saham gorengan yang bergerak lincah,” tegas Satrio.
Dengan potensi koreksi itu, sejumlah pelaku pasar tidak berani melakukan spekulasi.
”Semoga tidak berlanjut hingga pertengahan bulan depan,” harapnya. (far/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kedatangan Jokowi tak Berdampak, Kepatuhan Industri Bayar Pajak Turun
Redaktur : Tim Redaksi