Sahroni: Indonesia Harus Bawa Pengaruh Positif

Senin, 07 November 2016 – 21:20 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. FOTO: Dok. Fraksi NasDem DPR

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni berharap agar pemerintah Republik Indonesia harus bisa membawa pengaruh positif, terutama berkaitan dengan peningkatan dialog persaudaraan Asia Tenggara dalam konferensi Internasional Police (Interpol) ke-85 tahun 2016.

Menurutnya, penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah, menjadi momentum tepat untuk mengakselerasi kerja sama baru dalam dunia kepolisian.

BACA JUGA: Kemdagri Perlu Remajakan Alat Perekaman e-KTP

"Pemerintah Republik Indonesia harus memberi pengaruh positif dan gagasan yang lebih maju berkenaan dengan penanganan dua isu besar yakni terorisme dan keamanan maritim," kata Sahroni yang juga anggota Fraksi Partai Nasdem di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (7/11).

Menurut Roni, kebijakan strategis pengamanan lintas negara harus diurus dalam nuansa membangun persaudaraan, terutama negara-negara di sekitar Asia Tenggara.Hal itu, kata Roni menjadi urgensi kekinian dalam rangka membangun optimisme baru di antara pemimpin-pemimpin negara yang menghadapi masalah yang relatif sama.

BACA JUGA: TPM Sebut Video Buni Yani Karya Citizen Journalism

"Kita dan negara Asia Tenggara berhadapan dengan kenyataan isu terorisme, dan sengketa perbatasan serta keamanan maritim,” ujarnya.

Konferensi Internasional Police ini digelar di Nusa Dua, Bali pada 7-10 November 2016 diikuti 190 negara anggota Interpol dengan perwakilan sebanyak 1.200 orang. Kegiatan ini merupakan momentum terbaik untuk membicarakan pengurusan global dalam kerja sama penegakan hukum.

BACA JUGA: Duh! Pungli Terkait e-KTP Masih Marak di 12 Provinsi Ini

"Sekarang ini kita memiliki banyak agenda pembaruan, mulai dari Tax Amnesty, Penanganan Narkoba, Reformasi Hukum, dan juga penguatan edukasi sipil. Semua rencana ini perlu dibicarakan dalam kerangka kerja sama global agar masing-masing negara bisa saling mendukung dalam penegakan hukum," terang Roni.

Menurutnya, dinamika pergaulan internasional dan ancaman kejahatan internasional masih memungkinkan karena adanya ruang gerak untuk berpindah dari satu negara ke negara yang lain. Oleh karena itu,  kata Roni, reformasi hukum yang sekarang kita galakan, mesti didorong menjadi agenda suksesi interpol.

"Semua negara, saya kira perlu mencermati gagasan ini sebagai usaha untuk membangun dialog baru dan kerja sama yang lebih konkrit antar negara dalam urusan penegakan hukum," katanya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejarah! Mabes Polri Gelar Perkara Terbuka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler