BACA JUGA: Conception Picciotto, Demonstran Calon Tetangga Barack Obama di Gedung Putih (1)
Mereka berharap mendapat berkah dari tugas di tanah Arab yang pernah perang dengan Israel itu.Laporan M
FITRI Halman tampak gagah dengan topi baja warna biru khas PBB
BACA JUGA: Saat Show Tak Ada yang Berani ke Kamar Kecil
Berbaju doreng hijau, tangan kanannya mendekap senjata laras panjangBACA JUGA: Jalan Bertabur Emas Batangan, Lapis Kaca Tahan Peluru
Wanita dengan pangkat sersan kepala (Serka) Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) itu memang layak banggaSebab, hari itu dia masuk jajaran ”elite”Satu di antara empat wanita pertama Indonesia yang akan bergabung ke pasukan penjaga perdamaian di Lebanon.Tak hanya ituSaat pasukannya dilepas Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (17/11) pekan lalu, dia juga mendapat ”teman” istimewaYakni, Serma Marinir Saiful Anwar, yang tak lain suaminya sendiri.
Fitri dan Saiful sama-sama berasal dari SurabayaFitri adalah anggota polisi militer (POM) RS TNI Angkatan Laut (Rumkital) dr RamelanSedangkan Saiful adalah anggota Detasemen POM Pangkalan Udara TNI-AL (Lanudal) Juanda.
Keberangkatan Fitri dan tiga temannya merupakan kali pertama Indonesia mengirimkan wanita TNI untuk bergabung sebagai pasukan PBBKeempatnya adalah anggota polisi militer’’Yang sudah berkeluarga hanya sayaYang lain masih bujang,’’ kata Fitri yang kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, itu kepada Jawa Pos.
Fitri berkenalan dengan Saiful saat mengikuti pendidikan polisi militer di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI-AL (Kobangdikal), SurabayaSaat itu, Saiful, instrukturnya, jatuh hati kepada gadis kelahiran 29 Mei 1979 ituKeduanya lalu menikah pada 10 Juli 2004’’Kami berdua sudah empat tahun kawin, tapi belum dikaruniai anakMudah-mudahan di Lebanon nanti ada kenangan abadi yang bisa dibawa pulang,’’ kata Fitri lalu tertawa lebar
Berbagai upaya, termasuk konsultasi dengan dokter ahli, sudah dilakukan pasangan suami istri ituNamun, hingga sekarang rezeki berupa keturunan itu belum juga tiba’’Ya, siapa tahu, ada rezeki di LebanonMohon doanya,’’ katanya.
Fitri mengakui, dari seribu lebih personel Indonesia (Kontingen Garuda) di sana, hanya mereka berdualah yang berstatus suami istriBahkan, di antara prajurit UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) yang datang dari berbagai negara itu, mungkin hanya mereka berdualah yang suami istri’’Dulu ada juga dari Amerika yang berangkat sama-sama sebagai suami istri,” cerita Fitri mengutip laporan pengiriman pasukan PBB.
Di Lebanon pun kedua insan itu bertugas sebagai military police (polisi militer)Mereka akan bergabung dengan polisi militer dari berbagai negara’’Kebetulan kami sama-sama di polisi militer dan nanti tugasnya pun sama,’’ tuturnya.
Menurut Fitri, beberapa hari sebelum berangkat dia sudah mempersiapkan beberapa halSalah satu yang penting adalah makanan khas IndonesiaMisalnya, tempe kering dan sambal pecelSebagai orang Minang, Fitri juga tak melupakan bumbu rendang.’’Kalau perlengkapan militer, termasuk sabun mandi, sikat gigi, sampai pakaian sudah dapat jatah,” kata Fitri lagi.
Putri pasangan Letkol (pur) Suharman dan almarhum Halimah itu mengakui, ada 75 prajurit yang tergabung dalam Satgas Polisi Militer PBBDari jumlah itu, hanya mereka berempat yang wanitaTiga teman Fitri yang lain adalah Lettu CPM ATaliana, Letda Laut Pomal Putu Dia Ekawati, serta Serda Pom AU Nina Trihastuti’’Saya kan biasa tugas dengan laki-laki,” tutur Fitri yang masuk Kowal pada 1999 di Jakarta itu.
Seperti sang istri, Serma Marinir Saiful Anwar saat dihubungi Jawa Pos kemarin mengaku berharap keberangkatan tugasnya bersama istri mendapat berkah dari Yang KuasaPutra bungsu empat bersaudara pasangan almarhum Suhari Purnomo dengan Siti Nurhaliah itu bisa pulang dengan selamatSyukur-syukur sepulang dari sana istrinya bisa berbadan duaSaiful akan bertugas sebagai polisi militer sekaligus membantu kelancaran pelaksanaan tugas staf militer serta tugas protokoler di markas besarMereka berjumlah 200 orang.
Saiful mengakui, semula hanya Fitri yang boleh berangkatSebab, Mabes TNI awalnya tidak memperbolehkan suami istri berangkat tugas bersama-samaTapi, belakangan Saiful akhirnya dipanggil jugaSebab, Kontingen Garuda masih kurang satu personel lagi’’Semula saya sudah tidak ada harapan lagi,” kata warga Griya Bhayangkara G-3, Sukodono, Sidoarjo itu.
Menjadi pasukan PBB tersebut juga tidak mudahMereka bersaing dengan teman-temannyaTermasuk dari pasukan elite seperti Kopassus, Kostrad, Denjaka, Kopaska, dan lain-lainMereka harus menjalani seleksi mulai kesehatan jiwa, kesehatan, bahasa Inggris, komputer, kemampuan mengemudi setir kiri, dan kesampatan.
Karena November ini Lebanon memasuki musim dingin dan bersalju dengan suhu hingga 10 derajat Celsius, mereka juga harus beradaptasi dengan baju hangat’’Di Indonesia hanya mengenal dua musim, sedangkan Lebanon ada musim dinginnyaSaya kira itu cukup berat juga buat pasukan,’’ kata pria kelahiran Surabaya 16 Januari 1976 itu.
Meski suami istri, kata dia, bukan berarti dalam tugas mereka harus selalu bersama-samaMenurut Saiful, dia akan bergabung dengan Kontingen Garuda di markas UNIFIL di sektor barat di Kota NakhuraSedangkan istrinya berada di sektor timur, yakni Kota Marjayun.’’Jadi, tempat kami berdua tidak samaTapi, mungkin sewaktu-waktu bisa kumpullah,’’ kata Saiful(el)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catatan Perjalanan ke Makau (2)
Redaktur : Tim Redaksi