BACA JUGA: Catatan Perjalanan dari Makau (1)
Berikut lanjutan laporan wartawan Jawa Pos NANY WIJAYAMenyeret koper besar melewati deretan meja-meja kasino adalah pengalaman tersendiri
BACA JUGA: Jaga Perasaan Adik, Pilih Salat Gaib untuk Almarhum
Ya capeknya, ya sensasinyaBACA JUGA: Mengunjungi Newseum saat Orang Amerika Terkena Demam Obama (1)
Sebab, ada puluhan tamu yang seperti Anda ituMereka yang ada di kasino juga takkan mengalihkan pandangan dari meja judinya, hanya untuk melihat Anda yang melintas dengan koper besar.Di Venetian, kasino menempati bangunan utamaSedangkan kamar-kamarnya yang berjumlah 3.000 menempati wing (sayap) utara dan selatanKedua sayap tersebut dipisahkan oleh kasino yang luasnya mencapai 51.000 meter persegi
Meski saya dan rombongan check in di wing yang sama, yakni wing barat, kami menempati sayap yang terpisahSaya, Rotarian (Rtn) Naniek, Rtn Yunus, Lily, dan Rtn Adriaan (yang di tulisan kemarin belum saya sebutkan), menempati kamar di sayap selatan
Sedangkan Rtn Paychun dan istrinya (yang kemarin juga belum saya sebutkan), menempati sayap utaraMeski terpisah, kami sebenarnya tetap bisa bertemu di lantai yang samaNamun, untuk itu kita harus melewati jalan yang panjang karena jumlah kamar di tiap lantai sangat banyak dan ukurannya, cukup besarNamanya juga suite roomJadi, pasti lebih besar dari ukuran umumnya kamar hotel.
Sedikit koreksi, di tulisan pertama kemarin saya menyebut bahwa lobinya ada di utara dan selatanMaaf, yang benar adalah di barat dan timurKamar-kamarnya yang ada di sayap utara dan selatanSaya memang belum pernah menginap di Venetian Las VegasTetapi, teman yang pernah menginap di sana dan di Venetian Makau mengatakan, ”Secara umum samaSama-sama bergaya renaisans.”
Nuansa Romawi itu sudah bisa dirasakan sejak menginjak lobinyaTetapi, terputus sedikit menjelang ke kasino karena di kiri kanannya ada toko-toko bergaya modernMemasuki lantai kasino, nuansa itu belum bisa ditemukanSebab, kasinonya bernuansa oriental dengan dominasi warna merah.
Tetapi, justru di situlah keunikan kasino di Venetian Makau dibanding ”saudara tuanya”, Venetian Las VegasMeski, keduanya sama-sama milik Sheldon Adelson, mantan reporter pengadilan yang kini jadi orang terkaya ketiga di Amerika Serikat
Kasino di Makau memiliki sejarah panjang, yakni sejak 1850-anBahkan, sejak awal 1990-an, sebagian besar pendapatan kota tersebut didapat dari kasinoApalagi, sejak beroperasinya kasino di Venetian, yang merupakan kasino terbesar dan terluas di dunia.
Bayangkan! Di hotel tersebut terdapat 3.400 mesin slot dan 800 meja judiBandingannya adalah kasinonya Hotel MGM Macau yang memiliki 1.035 mesin slot dan 345 meja judiDi Makau ada 29 kasinoTak satu pun dari 27 kasino lain yang memiliki mesin slot dan meja judi lebih banyak dari MGM dan Venetian.
Selain jumlah mesin dan mejanya lebih banyak, jenis permainan yang disediakan Venetian juga beragamMulai yang umum, seperti bakarat, juga ada yang namanya sic bo (judi dadu), jenis permainan judi kuno yang sudah ada sejak 1850-anSayang saya tak sempat mengecek, apakah di situ juga ada fan tai, jenis perjudian kuno yang menggunakan kartu.
Seperti halnya di Las Vegas, di Makau pun pemain judi dibedakan atas dua kelompokKelompok pertama, yang nilai taruhannya tidak besar sehingga cukup aman untuk bermain di lantai kasino terbuka seperti yang terdapat di lantai dasar Venetian.
Kelompok kedua adalah para penjudi dengan taruhan sangat besar atau orang-orang yang reputasinya perlu dilindungiUntuk mereka ini, Venetian menyediakan tempat khusus yang pintu masuknya dijaga ketatDi sana ada enam ruang judi VIPMasing-masing ruang diberi nama kota-kota besar di AsiaTetapi, nama Jakarta atau kota besar lain di Indonesia tidak ada di situMengapa, saya tidak tahuPadahal, saya yakin, ruang-ruang itu pasti pernah digunakan para penjudi dari Jakarta dan daerah lain di tanah air.
Jika Anda menginap di Venetian, waktu terasa seperti berlariBegitu banyak yang perlu dan layak Anda nikmati, meski Anda bukan seorang penjudiSelain jenis-jenis permainan di kasino, yang tak kalah menarik untuk diperhatikan adalah para penjaja cinta yang jumlahnya sangat banyak dan terlihat semakin banyak seiring dengan makin larutnya malam.
Untuk mendapatkan kebebasan mengeksplorasi perempuan-perempuan muda penjaja cinta itu, Anda perlu duduk sambil makan mi yang terkenal di Red DragonIni bagian tengah dari kasino Venetian yang buka 24 jam.
Dilihat dari wajah dan bentuk tubuhnya, usia mereka tak lebih dari 30 tahunTetapi, mayoritas berkisar di 20–25 tahunSeperti yang sudah bisa diduga, kebanyakan mereka berasal dari desa-desa miskin di daratan TiongkokTetapi, yang datang dari negara-negara di Eropa Timur juga tidak sedikitYang dari Indonesia pun cukup banyak
Suatu siang kami bertemu tiga TKW dari IndonesiaDua dari Jawa Barat, seorang lagi dari SurabayaMereka mengaku, sebagian dari TKW di Makau memilih bekerja setengah hariDengan begitu, mereka bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk menjajakan cinta di kasino-kasino, terutama di Venetian dan MGM yang pengunjungnya paling banyak.
Mereka yang ”bekerja rangkap” ini, kata ketiga TKW yang saya temui di pintu utama Venetian itu, umumnya kos”Selesai kerja, mereka langsung ke hotel-hotel yang ditargetDi situ ada tempat istirahat jam-jaman yang bisa dipakai dengan membayar sekitar 25 dolarItu sudah lengkap dengan kamar mandiKalau mau lihat sendiri, mari saya tunjukkan.” (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasakan Jadi Milanisti di Markas AC Milan, Italia
Redaktur : Tim Redaksi