jpnn.com - SURABAYA - Sakti Rahmadani (4) tewas lantaran tenggelam di sebuah kolam bekas tambak.
Kubangan besar tersebut terletak di sebuah lahan kosong belakang rumahnya di Kampung Sumberejo RT 2, RW I, Kecamatan Pakal.
BACA JUGA: 11.945 Personel Sudah Disiapkan untuk Berjaga-jaga
Peristiwa memilukan itu diketahui pukul 14.30. Setengah jam sebelumnya, bocah laki-laki yang masih duduk di bangku PAUD tersebut bermain bersama Gita, teman sebayanya.
Keduanya bersenda gurau di dekat kandang ayam.
BACA JUGA: Braaak!!! Pengendara Motor Masuk Kolong Truk, Kepalanya...
Persis di sebelah kandang tersebut terdapat sebuah kolam yang sudah tidak terpakai.
Kolam tersebut tidak diisi ikan. Hanya berisi genangan air yang memiliki kedalaman sekitar 2 meter.
BACA JUGA: Pesugihan Membawa Petaka, Sekeluarga pun Melarat Jadinya
"Kolam itu dulu memang tambak yang sering dijadikan tempat mancing. Tapi, sekarang sudah tidak dipakai lagi," jelas Kapolsek Pakal Kompol I Gede Suartika.
Kolam itu terletak di tanah kavling. Lokasinya 1,5 meter di belakang rumah Sakti.
Tanah tersebut masih milik keluarga Sakti.
Karena itu, tidak ada papan peringatan di sana karena memang bukan tempat umum.
Diduga, Sakti yang berjalan di sekitar bibir kolam terpeleset.
Dia nyemplung ke kolam tanpa bisa berenang. Gita tidak bisa berbuat apa-apa.
Anak kecil itu langsung berlari menuju rumah Sakti. Di situ, dia bertemu dengan Adrian, kakak Sakti.
Mendapat kabar tersebut, bocah berusia 11 tahun itu langsung berlari mengecek ke dalam kolam.
Namun ketika sampai, adik kesayangannya tersebut sudah ditemukan dalam keadaan mengambang.
Adrian tidak berani menolong sang adik. Dia cepat-cepat mencari ayahnya, Muslik.
Setelah mendengar teriakan Adrian, Muslik segera berlari ke kolam dan mengeluarkan Sakti dari sana.
"Korban kemudian dibawa ke RSI Darus Syifa' Benowo," tambah Gede.
Kepolisian meminta keluarga Sakti untuk tidak sembrono di kemudian hari.
Lokasi tenggelamnya korban memang kerap dipakai bermain oleh anak-anak di sekitar sana.
Oleh sebab itu, perlu ada pengawasan dari pemilik tanah tersebut.
Gede mengatakan, pihaknya sudah mengimbau keluarga korban untuk memasang papan.
Selain itu, mereka diminta membangun pagar yang mengelilingi kolam tersebut.
Entah dibuat dari kayu atau bambu, yang terpenting pagar tersebut bisa menjadi pembatas.
Dengan demikian, anak-anak kecil tidak bisa menjangkaunya.
"Kami akan cek sampai proses pemasangannya benar-benar selesai. Sebab, kolam itu memang membahayakan," tuturnya. (did/c6/dos/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Deddy Mizwar Dinobatkan Sebagai Bapak Komunitas Seni dan Budaya Jabar
Redaktur : Tim Redaksi