Salah Siapa? Ribuan Warga Masih Buta Aksara

Rabu, 10 Mei 2017 – 16:34 WIB
Pelatihan untuk warga buta aksara. Foto: JPG

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung, Jatim harus kerja ekstrakeras dalam memberantas warga yang masih buta huruf. Sebab, jumlahnya mencapai ribuan.

"Warga Tulungagung yang masih buta huruf saat ini sekitar 5.245 orang," ungkap Kepala Dikpora Tulungagung Suharno yang diwakili Sekretaris Hariyo Dewanto Wicaksono.

BACA JUGA: Sungguh Mulia Cita-Cita Anak Korban Live Streaming Seks Ayah

Mulai 2010, pihaknya berupaya menuntaskan kasus buta huruf secara bertahap.

Hasilnya, mereka berhasil menggarap sekitar 8.290 orang untuk melek huruf di antara 13.535 warga yang terdata di Badan Pusat Statistik (BPS) 2010.

BACA JUGA: Pertalite Makin Populer di Batam

Namun, program pemberantasan buta huruf tahun ini dihentikan karena sepi peminat sejak 2016.

Yang tersisa, tambah Yoyok -sapaan karib Hariyo-, hanya warga buta huruf yang rata-rata enggan mengenyam pendidikan kembali.

BACA JUGA: Ketegaran Haji Darlan Digugat Anak Rp 33 Miliar

Sebab, mayoritas warga berusia di atas 55 tahun. Di sisi lain, mereka menganggap bahwa pendidikan tidak berguna untuk menambah kesejahteraan keluarga.

Selain itu, di usia yang tergolong memasuki tua tersebut, calon peserta telah mengidap berbagai penyakit permanen.
Misalnya, stroke dan diabetes. Faktor lain yang menghambat adalah jangkauan tiap pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang terbatas dalam memfasilitasi.

"Program diberhentikan karena tidak ada fasilitas atau biaya yang dianggarkan, baik dari pemerintah daerah atau dari pusat untuk pemberantasan. Informasinya, program pemberantasan buta huruf difokuskan kepada kabupaten/kota yang termasuk zona merah dalam kasus buta aksara," katanya.

Diakui dia, dari ribuan warga buta huruf juga masih ada yang usia produktif, yakni antara 15 hingga 40 tahun.

Namun, mereka tampaknya tak bisa mengenyam pendidikan karena mengalami cacat bawaan. Itu biasanya dilimpahkan pendidikan tidak di PKBM namun di SLB.

"Berdasarkan penyisiran di lapangan dari data tersebut, sebagian ada yang bisa membaca namun tidak lancar. Karena dari latar belakangnya drop out sekolah di kelas 3, 4 dan 5," terangnya. (lil/din/c21/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Live Streaming Seks dengan Ayah, Sikap Anak Biasa Saja


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler