jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RO Saleh Partaonan Daulay mengatakan jumlah tenaga kesehatan yang tidak merata di seluruh Indonesia menjadi salah satu kendala penanganan Covid-19.
Menurut dia, tenaga kesehatan lebih banyak di daerah besar seperti DKI Jakarta sedangkan daerah lain seperti Nusa Tenggara Timur hanya memiliki sekitar tiga persen dari jumlah keseluruhan dokter spesialis di Indonesia.
BACA JUGA: Malam Jumat, Valentino Rossi Resmi Mengumumkan Pensiun dari MotoGP
"Tenaga kesehatan khususnya yang dokter spesialis 52,8 persen yaitu ada di Jakarta," kata Saleh dalam diskusi yang diadakan oleh Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Kamis (5/8).
Legislator Partai Amanat Nasioanl (PAN) itu menyebutkan bahwa ketimpangan jumlah tenaga kesehatan membuat penanganan pasien Covid-19 tidak merata di setiap daerah.
BACA JUGA: Lihat, TNI Kirim Alkes dan Nakes ke Kalimantan dan Sulawesi
Rumah sakit di Jakarta, lanjut Saleh, mengalami lonjakan jumlah pasien Covid-19 pada tiga minggu lalu sehingga pasien untuk penyakit lain kesulitan mendapatkan perawatan.
Saleh menceritakan kasus yang ditemuinya beberapa bulan lalu tentang pasien jantung dari daerah luar Jakarta yang harus menunggu 10 bulan untuk mendapat tindakan medis di Jakarta.
BACA JUGA: Pengintaian Petugas Bersenjata ke Sebuah Rumah Berlangsung Dramatis
"Rumah Sakit Jantung Harapan Kita itu selalu full enggak pernah ada kosong. Ada anggota masyarakat yang mendaftar Februari lalu dan dijadwalkan operasi pada Desember mendatang," tutur alumnus Colorado State University itu.
Dia juga mengatakan jumlah tenaga kesehatan dan penduduk Indonesia sebanyak 273 juta jiwa tidak seimbang, terutama dokter spesialis.
"Di RSUD kabupaten atau kota pada masa pandemi Covid-19 ini terkadang tidak memiliki dokter spesialis paru," ujar Saleh.
Pria berusia 47 tahun itu berharap para tenaga kesehatan bisa tersedia di berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara RN, AM, dan NA Membunuh Tenaga Kesehatan, Mereka Saling Kenal
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih