jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri menyoroti angka kemiskinan yang meningkat tajam setelah Indonesia diterpa pandemi Covid-19 selama dua tahun.
Hal itu disampaikan Salim Segaf saat menggelar Buka Puasa Bersama dan Aksi Solidaritas Sosial PKS di Jakarta, Rabu, (27/4).
BACA JUGA: Soal Mudik 2022, Politikus PKS Minta Pemerintah Perhatikan Hal Ini
Salim kemudian mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan penduduk miskin di Indonesia per September 2021 mencapai 26,50 juta orang atau 9,71 persen.
"Penganggur di Indonesia pada Agustus 2021 mencapai 9-10 juta penduduk atau 6,49 persen," kata mantan Mensos itu melalui keterangan persnya, Rabu.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Kementan Gelar Pasar Tani untuk Penuhi Kebutuhan Bahan Pangan di NTB
Menurut Salim, tingginya angka kemiskinan itu diperparah dengan naiknya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), dan tarif PPN menjadi 11 persen per 1 April.
Dia mengatakan, peningkatan harga itu menyebabkan tekanan terhadap daya beli masyarakat.
BACA JUGA: PKS Dorong BPK Mengaudit Dana Pungutan Sawit
Salim Segaf lalu mengutip temuan Litbang Kompas yang menunjukkan 66,3 persen responden menganggap pemerintah tidak mampu mengendalikan kenaikan harga bahan pokok.
"Jajak pendapat yang digelar Litbang Kompas tersebut juga menunjukkan, mayoritas responden mengalami kesulitan membeli kebutuhan pokok pada awal April 2022," kata pria kelahiran Jawa Tengah itu.
Salim Segaf selanjutnya mengibaratkan kondisi rakyat pada saat ini seperti sudah jatuh tertimpa tangga.
Rakyat berjuang selama dua tahun bertahan dari ancaman PHK, pengurangan penghasilan, hingga tutupnya usaha. Ditambah naiknya harga kebutuhan pokok.
"Kami menggambarkan kondisi masyarakat saat ini, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga," kata Salim Segaf. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Pelaku UMKM Naik Kelas setelah Ikut Inkubasi Bisnis
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Aristo Setiawan, Tarmizi Hamdi