Saling Lempar Otak Percaloan CPNS

Rabu, 03 November 2010 – 06:09 WIB

SURABAYA -- Meski  jajaran Polda Jatim sudah menangkap 15 tersangka, polisi belum menetapkan otak komplotan tersebutMungkin, otak kejahatan itu adalah Joko Suparno

BACA JUGA: CPNS jadi Idaman, Calo Berkeliaran

Tapi, Joko menyatakan bahwa bos jaringan calo CPNS itu adalah Sumardi Asmara.

Dia mengaku sebagai PNS di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Timur
Dia juga mengaku sebagai pembuat surat pemberitahuan yang ditujukan kepada para korban

BACA JUGA: Rapor Menteri, Sukses Diberi Warna Biru

Dia memalsukan logo, stempel, dan tanda tangan Kepala BKD Jatim Akmal Boedijanto.

Berdasar hasil pemeriksaan petugas, status Joko sebagai PNS hanya awu-awu
Kapolda Jatim Irjen Badrotin Haiti menerangkan, dalam menjalankan aksinya, Joko sengaja mengenakan seragam kheki (seragam PNS warga kuning emas) dan atribut lainnya

BACA JUGA: Tes CPNS Paling Cepat Pekan Ketiga November

"Hal itu dilakukan untuk meyakinkan para korban," terang Badrotin, kemarin.

Joko mengelak dikatakan sebagai otak percaloan CPNSDia nyokot Sumardi sebagai otaknyaMenurut dia, Sumardi berjanji mencari orang yang ingin menjadi CPNS kepada para pelaku lapanganSebab, Sumardi mempunyai link di BKD Jatim

Dia merupakan pensiunan PNS di Dinas Sosial (Dinsos) Jawa TimurDia pensiun pada 2005Dia mengelak saat ditanyai petugasDia menyebut Joko sebagai otak percaloan CPNS yang berjalan sejak 2007 tersebutSaat Badrotin hendak memberikan keterangan, terjadi keteganganSeorang tersangka memukul JokoDia kesal karena Joko mengelak sebagai otak kejahatan itu.

Seorang sumber di lingkungan Polrestabes Surabaya yakin bahwa otak kejahatan tersebut adalah Joko"Saya rasa, dia hanya mengambinghitamkan Sumardi," paparnyaDugaan tersebut timbul lantaran Joko selama ini mendapatkan setoran uang paling banyak, yakni sekitar Rp 2,2 miliar.

Dari tangan Joko, polisi juga menyita beberapa KTP gandaYakni, atas nama Djoko Suparno, kelahiran JakartaKTP itu dikeluarkan Kecamatan Matraman, Jakarta TimurKTP lainnya diterbitkan Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, dengan nama Suparno, kelahiran JombangAda juga SIM A dan C atas nama Suparno yang beralamat di Paron, Nganjuk.

Siapa yang menjadi sasaran para calo tersebut? Mereka mengaku membidik keluarga yang memiliki anak yang belum bekerjaKadang, mereka juga mencari korban yang masih menganggur atau bekerja serabutan"Banyak juga seorang sarjana dari sekolah yang tidak terkenal dengan nilai IPK yang tidak terlalu tinggi," papar sumber tersebut.

Polisi itu lantas menunjukkan beberapa berkas lamaran yang diberikan korban kepada para caloBerdasar sejumlah berkas tersebut, kebanyakan IPK para korban penipuan berada di bawah standar yang ditentukanMisalnya, korban AR, asal GresikDia berasal dari sekolah tinggi ilmu tarbiyah dengan IPK 2,30Ada juga seorang korban dari Surabaya yang berinisial FH dari perguruan tinggi IslamIndeks prestasinya hanya 2,6.

Dengan nilai seperti itu, tentu pelamar CPNS akan gugur pada tes seleksi awalHal itu dibenarkan Kepala BKD Surabaya Yayuk Eko AgustinMenurut dia, tes CPNS di Surabaya menerapkan aturan khususDalam seleksi administratif yang diselenggarakan pada awal, data pelamar akan dicek, termasuk IPK dan akreditasi perguruan tinggi

Jika berasal dari perguruan tinggi dengan akreditasi A, IPK harus lebih dari 2,75Jika pelamar berasal dari perguruan tinggi yang hanya terakreditasi B, IPK yang dipatok lebih tinggi, yakni 3,0"Karena itu, kalau nilainya tidak memenuhi syarat, saya berharap pelamar jangan sekali-kali percaya kepada orang yang menjanjikan bisa masuk jadi CPNS," terangnya(gun/c12/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hakim MK Siap Masuk Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler