Samak Kembali Jadi Calon PM Thailand

Jumat, 12 September 2008 – 08:47 WIB
Samak Sundaravej dalam sebuah kunjungan di pasar tradisional Bangkok.
BANGKOK – Tingkat fluktuasi situasi politik Thailand benar-benar sangat tinggiItu ditandai dengan keputusan yang diambil Partai Kekuatan Rakyat (PPP) untuk kembali mencalonkan Samak Sundaravej sebagai perdana menteri (PM)

BACA JUGA: Lima Kandidat Perebutkan Kursi Fukuda

Keputusan itu diambil setelah PPP mengadakan rapat internal selama dua jam
Padahal, mereka sempat menganulir keputusan itu sehari sebelumnya

BACA JUGA: Korea Selatan Antisipasi Krisis Regional

Tapi, tetap saja Samak belum tentu kembali menjadi orang pertama dalam struktur pemerintahan Thailand.
’’Saya berterima kasih kepada partai yang mencalonkan saya kembali,’’ ujar Samak menegaskan bahwa dirinya menerima pencalonannya kembali
’’Saya bersedia menerimanya kembali semata-mata karena saya ingin melindungi demokrasi di negara ini.’’
Sebagaimana diberitakan, Pengadilan mencopot Samak dari jabatannya Selasa (9/9) karena menjadi pemandu acara memasak di televisi

BACA JUGA: KFC Pindahkan Penyimpanan Resep Rahasia

Sebab, konstitusi yang berlaku di Thailand melarang pejabat negara melakukannya
Hal itu juga ditegaskan oleh juru bicara PPP Suthin Klangsang’’Samak telah menerima pencalonannya kembali sebagai perdana menteri,’’ ujar Suthin’’Beliau siap menjabat kembali bila sidang Parlemen yang diadakan Jumat (12/9) menganggap beliau pantasBeliau senang bila bisa menjabat kembali.’’
Lebih lanjut Suthin menuturkan bahwa Samak sama sekali tidak merisaukan maraknya kritik yang ditujukan kepada dirinyaYang pasti, Samak tetap menginginkan segalanya berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan hukum yang berlakuBetapapun, kata Suthin, keputusan berada pada ParlemenDan bila Parlemen menganggapnya tidak layak, mereka tentu tidak akan bisa kembali ke jabatannya itu
’’Menurut Samak, alasan utama sehingga menerima pencalonannya kembali adalah karena beliau ingin melindungi demokrasi di negara ini serta ingin membantu mengatasi permasalahan yang terjadi,’’ lanjut Suthin yang mengatakan bahwa Samak adalah calon tunggal yang dimiliki partai pemenang pemilu Desember 2007 itu
’’Kami tidak mendiskusikan kandidat lain,’’ ujar Suthin
Pada kesempatan itu, Suthin juga mengatakan bahwa mayoritas anggota partai mendukung pencalonan SamakNamun, Langkah PPP untuk kembali mencalonkan Samak bisa disebut sebagai tindakan yang kelewat beraniSeperti ramai diberitakan, keberadaan Samak tidak diinginkan lagiDitandai dengan aksi demonstrasi yang diikuti 35 ribu simpatisan Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) yang menduduki Gedung Pemerintah selama sekitar dua pekanDitambah lagi, partai anggota koalisi pemerintah juga menolak pencalonan Samak
Juru bicara PPP lainnya, Kudeb Saikrajang pun memastikan bahwa mayoriras anggota partai memilih Samak’’Samak adalah ketua partai kami, jadi dialah pilihan terbaik kami,’’ ujar Kudeb
Kendati demikian, tetap saja belum tentu Samak bisa melenggang kembali ke posisi yang baru dijabatnya mulai 29 Januari 2008Kalaupun itu terjadi, tentu PAD tidak akan tinggal diamMereka akan berkeras tidak akan membiarkan Samak memerintah lagiMaka, bila PPP ngotot mencalonkan Samak, bisa dipastikan PAD juga semakin keras berusaha “menurunkannya” kembaliKemungkinan lain yang bisa terjadi adalah meskipun Parlemen meloloskan Samak, Raja Bhumibol Adulyadej tidak akan tinggal diam, demi mewujudkan ketenteraman bagi rakyatnyaAtau, bisa jadi militer melanggar janjinya dengan melibatkan diri dalam konflik tersebut
Partai anggota koalisi yang menerima pencalonan Samak itu mengatakan bahwa mereka menghormati hak PPP untuk memilih siapa saja calon yang diinginkan
’’Kami menghormati calon yang diajukan partai inti, tapi kami rasa perdana menteri haruslah seseorang yang bisa menyelesaikan krisis politik yang terjadi,’’ kata Somsak Prisana-anantakul dari Partai Chart Thai
’’Anda akan melihat apakah besok (hari ini) Parlemen memilih saya atau tidak,’’ kata Samak
Selama ini, proses demokrasi Thailand memang diwarnai berbagai kudeta militerSetidaknya telah  terjadi 18 kali kudeta militer sejak wilayah ini menyatakan diri sebagai Monarki yang berlandaskan konstitusional pada 1932Kudeta terakhir terjadi pada 2006, untuk menurunkan PM Thaksin Shinawatra.  (AP/The Nation/dia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Peringati Tragedi WTC


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler