Sambil Menangis, Istri Peragakan Cara Bunuh Suami

Kamis, 21 Juli 2016 – 09:24 WIB
Dewi Anfoni jalani rekonstruksi. Foto: Rakyat Kalbar

jpnn.com - BENGKAYANG – Polres Bengkayang menggelar rekonstruksi pembunuhan yang dilatarbelakangi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Jalan Basuki Rachmat, Bengkayang, Rabu (20/7) kemarin.

Itu adalah tempat Dewi Anfoni (37) menghabisi sang suami Aris Tomas (43). Kapolres Bengkayang AKBP Bambang Irawan memantau langsung proses rekonstruksi yang ditonton ratusan masyarakat itu.

BACA JUGA: Panik! BRI Wamena Dirampok.. Lihat Fotonya

Sambil menangis, Dewi memeragakan sepuluh adegan menghabisi nyawa suaminya dengan pisau dapur. Wanita ini memeragakannya dengan lancar. Rekonstruksi berlangsung sekitar satu jam.

Posisi Aris Tomas diperagakan Briptu Ignasius Hawang. Saksi I Andi pemilik warung bakmie dan saksi II Silvia Aser. Sedangkan Dewi didampingi kuasa hukumnya dari LKBH PEKA Kalbar Rosita Negsih

BACA JUGA: Waduh, Istri Ogah Mengakui Suami sebagai Ayah dari Anak-Anaknya

Bambang mengatakan, baru kali ini Polres Bengkayang melakukan rekonstruksi di TKP. “Rekonstruksi bisa kita lakukan setelah megumpulkan saksi dan bukti,” katanya.

Sementara itu, Rosita mengatakan, Dewi Anfoni sebenarnya tidak sengaja ingin melakukan pembunuhan. Selama ini dia sering mengalami kekerasaan dan timbulnya percekcokan. Tanpa sengaja timbul kekerasan yang berujung pada tewasnya Aris.

BACA JUGA: Buaya Pernah Lepas Lalu Kembali ke Kandang, Ini Fotonya

“Lembaga Perempuam dan Keluarga (PEKA) Kalbar sangat prihatin dengan kejadian ini. Mungkin masih banyak anak dan perempuan di Bengkayang, Kalbar dan Indonesia yang mengalami KDRT. Mereka tidak berdaya dan tidak berani lapor kemana-mana dan tetap bertahan sebagai korban,” ungkap Rosita.

Dewi menjadi korban KDRT selama bertahun-tahun. Namun dia tetap bertahan dan mengasuh enam anaknya.

“Jika kita melihat proses rekonstruksi dan seandainya kejadian itu hari ini, pelaku pada dasarnya membela diri. Sebenarnya suaminya yang ingin membunuhnya. Namun karena nasibnya masih beruntung, justru menjadi terbalik, suaminya yang jadi korban,” katanya.

Rosita berharap kasus KDRT ini tidak lagi terjadi. Jika ada anak dan perempuan yang mengalami KDRT, harus lapor jangan berdiam diri.

“Sebab, ujung-ujungnya akan terjadi masalah, terbunuh dan membunuh. Saya juga berharap, pelaku selama ini adalah korban KDRT. Harus ada pertimbangan dan selaku kuasa hukum, saya meminta keringanan hukuman terhadap pelaku,” ungkap Rosita. (kur/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Terbaru Petrus Bakus, Polisi yang Mutilasi Anak Kandung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler