jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno menanggapi tudingan keterlibatan Mayjen TNI (Purn) Sutiyoso dalam peristiwa Kerusuhan 27 Juli (Kudatuli) 1996, yakni penyerangan kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro Jakarta Pusat.
Kasus Kudatuli kembali diungkit, lantaran Sutiyoso dipercaya oleh Presiden Jokowi menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Marciano Norman.
BACA JUGA: Banyak Daerah Cicil Pencairan Anggaran Pilkada
Menurut Tedjo, hubungan ketum PKPI itu dengan PDIP sudah tidak ada masalah. "Buktinya beliau sudah bergabung dengan PDIP (dalam Koalisi Indonesia Hebat). Tak ada masalah. Sudah dimaafkan istilahnya begitu. Ha ha ha..," ujar Tedjo di gedung DPR Jakarta, Rabu (10/6).
Peristiwa Kudatuli sendiri menewaskan 5 orang dan 149 sipil dan aparat luka-luka. Ketika itu, Bang Yos menjabat Pangdam Jaya. Kepada RMOL (Grup JPNN) pada 2012 lalu, Bang Yos mengaku keterlibatannya.
BACA JUGA: JK Sebut UU ASN Terlalu Ribet, Sulit Diimplementasikan
"Siapapun yang jadi Kapolda dan Panglima Kodam Jaya saat itu, pasti terlibat," kata Bang Yos. Masalahnya, sambung dia, ada pejabat militer dan polisi yang berani mengaku dan ada yang tidak. "Dan saya mengakui," imbuhnya.
Kudatuli adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.
BACA JUGA: Menteri Gobel Punya Kabar Gembira Jelang Puasa
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung dibakar.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Yos Harus Memilih, BIN atau PKPI
Redaktur : Tim Redaksi