Sangkur Itu pun Menancap Di Dada

Jumat, 22 Januari 2016 – 08:52 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - PEKANBARU - Polsek Tampan bekerjasama dengan Reskrim Polresta Pekanbaru menangkap Budi Setiawan, Rabu (20/1) pukul 20.00 WIB. Penjaga Warung Internet If Line Jalan Kualu, Kelurahan Tuah Karya ini diduga membunuh Riski Ramadhan.

Budi diringkus saat santai di pondok dekat kafe Jalan Delima, Kelurahan Delima, Tampan. Antara dia dan Riski, diketahui sudah setahun kenalan.

BACA JUGA: Curi Tabung Gas Tiga Kilogram, Pemuda Ini Pincang Ditembak Polisi

Anak baru gede berusia 18 tahun ini diringkus tanpa perlawanan. Kendati awalnya dia sempat menolak tuduhan polisi. ‘’Sebelumnya anggota tanya, tidak saya tanggapi. Saya luluh karena cara kapolsek,’’ kata Budi di Polsek Tampan, Kamis (21/1) pagi. 

Pria asal Payakumbuh ini mengaku terpaksa menghabisi nyawa Riski lantaran merasa terancam. Menurutnya, perselisihan dengan Riski berawal, Rabu (13/1) sekitar pukul 19.00 WIB. Riski minta ID atau password email game milik Budi. 

BACA JUGA: Beratt.. Penghuni Lapas Kendalikan Penjualan Narkoba 8,9 Kg

‘’Dia mengajak saya main PS gratis. Sebagai syarat, saya mau meminjamkan ID,’’ akunya.

Budi kemudian diminta datang ke tempat Riski menjaga PS yakni di Jalan Harapan Raya Ujung, Tenayanraya. Namun Budi tak tahu lokasinya. Selanjutnya melalui telepon, Riski menyarankan agar Budi mencari kawan yang bisa mengantarnya. 

BACA JUGA: Istri Sultan Diperiksa di Polsek Ciputat

Sekitar pukul 22.30 WIB, Budi berangkat bersama Ivan (14) pelajar SMP yang sering bermain di Warnet yang dijaganya. Setibanya di sana, Budi ditraktir main PS gratis. Setelah puas, ketiganya lalu pergi mencari warung internet lain.

Di perjalanan, Budi menyatakan keengganannya memberikan ID game miliknya. Karena itu, saat berada di Jalan Arifin Achmad, Riski sempat memarahi Budi.

‘’Dia menghentikan sepeda motornya. Selanjutnya dia menampar saya,’’ aku Budi.

Tak lama kemudian, motor Yamaha Vixion milik Riski diarahkan ke Jalan Lobak, Tampan. Di sana mereka berhenti sejenak karena ada plang besi.

Budi sempat duduk di motor korban. Namun entah apa alasannya, Riski malah memukulnya di bagian kepala, dada dan perut serta matanya. Lantaran sudah terjadi keributan, Ivan diminta pergi dari sana.

Di tempat kejadian perkara, tinggallah Budi dan Riski berdua. Pemukulan kemudian berlanjut. Budi mengaku dicekik dan tubuhnya dihempaskan ke tanah.

Budi telungkup seketika di tanah. Bergegas Riski mengambil pisau sangkur di tas Budi. ‘’Mana pisaumu,’’ kata Riski kala itu.

Merasa nyawanya terancam, Budi menendang kemaluan Riski. Selanjutnya dia merampas sangkur dari tangan Riski. ‘’Dia tertusuk di bagian dada saat berada di atas saya. Dia mencoba mengacungkan pisau,’’ terang Budi.

Selanjutnya Budi seperti kehilangan kesadaran. ‘’Langsung saya tusuk lehernya,’’ papar Budi.

Melihat kondisi Riski tidak berdaya, Budi mencoba menggandeng tangan kirinya. Dia berniat membawa Riski ke rumah sakit. Riski menolak digandeng, malah mendorong tubuh Budi. Alhasil, keduanya sama-sama terjatuh. Bahkan pisau terlepas dari tangan Budi.

Secepatnya Riski bangun dan berusaha mengambil pisau. ‘’Dia nyerang, tapi tidak kena. Dia tersandung dan pisau itu menikam dadanya sendiri,’’ ujar Budi.

Kendati telah terluka, Riski terus memberi perlawanan. Karenanya, Budi semakin kalap. Apalagi Riski memegang kaki kanannya.  ‘’Makanya saya sayat tangannya, lalu saya tikam punggungnya,’’ tambah Budi.

Seketika Riski tergeletak tak berdaya. Selanjutnya Budi memarkirkan motor korban sekitar 200 meter dari TKP. Seingat Budi, waktu itu dia menyalakan lampu sein. Tujuan agar ada warga yang bakal menyelamatkan Riski.

Selanjutnya Budi duduk sendirian. Sangkur diselipkan di balik celananya. Karena tak kunjung ada warga yang melintas, Budi memilih melarikan diri. Sepeda motor ditinggal begitu saja di Jalan Cipta Karya, Kelurahan Tuah Karya, Tampan.

Namun sebelum kabur, Budi mengaku sempat menemui sekuriti perumahan dan memberi tahu ada korban yang berlumuran darah. Selanjutnya dengan berjalan kaki, Budi menuju ke Warnet. ‘’Waktu saya tinggalkan, Riski masih bernafas,’’ jelas Budi.

Beberapa saat kemudian, Budi menghubungi temannya Rei (15). Lalu dia dijemput. Tidak jauh dari situ, Budi membuka baju dan membuangnya di tong sampah pinggir jalan. ‘’Setelah itu saya balik ke Kualu dan cuci muka,’’ akunya.

Selama pelariannya, Budi numpang di rumah Rei. Sehari setelah kejadian, barulah Budi memberitahu Rei, bahwa dia berkelahi dengan Riski. ‘’Kemudian saya diantar bapak Rei ke Jalan Delima,’’ tambahnya.

Lantaran penyesalan yang teramat, Budi kembali ke Warnet tempatnya bekerja. Hanya saja, keesokan harinya, Warnet rusak berantakan. Oleh pemilik, Warnet ditutup selama lima hari. 

Kapolsek Tampan Kompol Ari Setiyawan Wibowo SIK ketika dikonfirmasi Pekanbaru MX menerangkan, Budi dijerat Pasal 338 KUHP Tentang Pembunuhan. 

Menurut Ari, mereka belum sepenuhnya percaya omongan Budi.  Kuat dugaan, pernyataan Budi hanya sebagai pembelaan.(MXK/MXP/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cemburu Buta, Azis Bakar Istri dan Selingkuhan, Ya Tuhan... Anak Ikut Terbakar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler