jpnn.com, JAKARTA - Ketua PP GP Ansor Luqman Hakim kecewa melihat pengerahan santri untuk mengadang polisi yang yang ingin menangkap Mochamad Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42).
Mas Bechi merupakan anak Kiai Muchtar Mu'thi, pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah, Desa Losari, Ploso, Jombang.
BACA JUGA: 3.500 Honorer Daerah Ini Dites, Lebih 1.000 Orang Tak Lulus, Duh
Bechi menjadi buronan sebagai tersangka pencabulan santriwati yang hingga kini belum bisa ditangkap polisi.
Saat ratusan personel Polres Jombang dan Polda Jatim dikerahkan untuk menangkap Mas Bechi, Kamis (7/7), mereka diadang oleh santri dan pendukung tersangka.
BACA JUGA: Petinggi Ansor kepada MSAT Anak Kiai di Jombang: Menyerahlah!
"Sedih dan menyayangkan pengerahan santri-santri, apalagi melibatkan santri yang masih di bawah umur untuk mengadang polisi yang hendak menangkap MSAT," ucap Luqman kepada JPNN.com di Jakarta.
Anggota Komisi VIII DPR itu juga meminta kepada pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah Ploso, Jombang kooperatif dan tidak menghalang-halangi penegakan hukum kasus pencabulan itu.
BACA JUGA: Ribuan Honorer Daerah Ini Jangan Cemas, Tak Jadi PPPK, Disiapkan Opsi Lain
Legislator PKB itu juga meminta Mas Bechi segera menyerahkan diri kepada polisi setempat.
Sebab, perlawanan yang dilakukan Bechi, apalagi menjadikan pesantren sebagai tameng hanya akan memperburuk situasi.
Selain itu, sikap tidak kooperatif itu juga merugikan nama baik pesantren secara umum, tidak hanya Ponpes Shiddiqiyyah Ploso.
Diketahui, ratusan personel gabungan Polda Jawa Timur dan Polres Jombang yang mengepung Ponpes Shiddiqiyah hingga Kamis malam, tidak kunjung menemukan Bechi.
Seorang saksi, Aan Anshori menyebut polisi sampai menyisir pemakaman hingga toilet pesantren untuk mencari keberadaan pelaku pencabulan itu.
"Sampai ke area makam dan toilet, bahkan ke pondok santri perempuan," ujar Aan yang mengikuti upaya penangkapan terhadap Bechi, Kamis (7/7). (fat/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam