Saran Bambang untuk Jenderal Idham Azis terkait Langkah Polres Sula

Jumat, 19 Juni 2020 – 18:02 WIB
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menilai langkah penyidik Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara, meminta keterangan Ismail Ahmad, mencoreng dan memalukan institusi Polri.

Menurut Bambang, pemanggilan ke Ismail sekaligus menandakan ada masalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di level kapolres.

BACA JUGA: Perintah Mabes Polri ke Polres Sula terkait Kasus Ismail Diciduk

"Jelas mencoreng dan memalukan institusi Polri, sejaligus menunjukkan kemampuan SDM Polri selevel kapolres yang rendah, sehingga tak mampu membedakan antara kritik dengan ujaran kebencian," kata Bambang Bambang dalam pesan singkatnya kepada jpnn.com, Jumat (19/6).

Diketahui, penyidik Polres Kepulauan Sula memanggil Ismail, seorang netizen warga Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara, setelah mengunduh guyonan Presiden RI Keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

BACA JUGA: Pernyataan Tegas Jokowi di Hadapan Belasan Jenderal Purnawirawan

Adapun, guyonan yang dimaksud yakni "Polisi yang baik itu cuma tiga; Pak Hoegeng (almarhum bekas Kapolri), Patung Polisi, dan Polisi Tidur".

Bambang menyatakan, pemanggilan kepada Ismail tidak layak.

BACA JUGA: Alissa Wahid Bikn Twit Kelakar Gus Dur soal Kiai Mengecoh Intel, Ha ha ha

Pemanggilan itu menandakan bahwa nilai luhur kepolisian sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat mulai hilang di generasi muda kepolisian.

"Bahkan, polisi bertindak sebagai hantu yang menakut-nakuti masyarakat yang kritis. Terbukti seorang perwira menengah, kapolres, tak bisa membedakan antara kritik dan ujaran kebencian," ucap Bambang.

Ke depan, Bambang pun meminta Kapolri Jenderal Idham Azis mengevaluasi jajaran di bawah setelah muncul pemanggilan kepada Ismail.

Menurut dia, evaluasi itu bukan sekadar restrukturisasi jabatan, melainkan juga melakukan revolusi mental kepada anggota kepolisian atas pemanggilan ke Ismail.

"Pimpinan Polri harus segera mengevaluasi jajarannya. Bukan hanya melakukan restrukturisasi jabatan, tetapi juga melakukan revolusi mental yang juga menjadi jargon pemerintahan Jokowi saat ini pada jajarannya," kata dia.

Selain itu, ujar dia, anggota kepolisian harus lebih banyak belajar literasi.

Dengan begitu, anggota kepolisian tidak mudah memanggil orang karena kritik yang berbentuk humor.

"Kasus tersebut (pemanggilan ke Ismail) menunjukkan SDM Polri di Polres Sula tak pintar, dan tak melek literasi. Pernyataan almarhum Gus Dur itu sudah belasan tahun dilontarkan, seharusnya menjadi otokritik bagi Polri, bukan ditanggapi dengan ketersinggungan," ujar dia. (mg10/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler