Saran Bang Neta agar Kasus Kompol Yuni Purwanti Tak Terulang Lagi

Jumat, 19 Februari 2021 – 20:09 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam program NgomPol di kanal jpnn.com di YouTube. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Neta S Pane menyarankan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo segera mengambil langkah strategis pascaterungkapnya kelakuan  Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi bersama sebelas oknum polisi lainnya yang diduga menggelar pesta narkoba.

Menurut Neta, Kapolri perlu kembali mengingatkan para personel kepolisian untuk mengontrol bawahan masing-masing secara ketat, agar kasus mantan Kapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, itu, tidak terulang lagi.

BACA JUGA: Polri Tak Ingin Kasus di Astanaanyar Terulang Lagi, Lihat Itu Foto Kompol Yuni Purwanti

"Saya kira sekarang ini langkah yang paling penting, Kapolri kembali mengingatkan seluruh aparat yang ada untuk memperhatikan bawahannya masing-masing," ujar Neta kepada JPNN.com, Jumat (19/2).

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini meyakini langkah tersebut efektif menekan dugaan penyalahgunaan narkoba di internal kepolisian.

BACA JUGA: Ketahuilah, Kompol Yuni Purwanti Dimutasi ke Polda Jabar, Apa Tugasnya?

"Jadi, pengawasannya berjenjang. Semua pimpinan unit harus mengontrol anak buahnya. Saya yakin kalau ini dilakukan mereka akan tahu siapa bawahan yang terlibat, minimal pengguna, pasti akan terlihat dari wajah dan mata," ucapnya.

Perlukah Polri melakukan tes urine terhadap seluruh anggota yang ada? Neta mengatakan, sepengetahuannya langkah tersebut rutin dilakukan.

BACA JUGA: Mutasi Pertama Era Jenderal Listyo Sigit, Neta IPW Singgung Orang BG, Tito, Idham Azis, Geng Solo

"Namun karena keterbatasan anggaran, sepertinya jadi enggak rutin lagi. Karena itu saya kira langkah pengawasan berjenjang, akan cukup efektif," katanya.

Neta lebih jauh mengatakan, personel kepolisian pada hakikatnya rentan terpapar narkoba.

Terutama yang bertugas dalam pemberantasan narkoba, sangat rentan karena untuk menggali informasi mereka terlibat secara mendalam.

"Nah, seharusnya polisi yang menangani narkoba jangan terus menerus di situ dan harus dirotasi," katanya.

Meski demikian, Neta mengakui ada sebuah dilema terkait penempatan aparat dalam pemberantasan narkoba.

Jika dibiarkan terlalu lama menangani pemberantasan narkoba, kemungkinan terjebak dalam penyalahgunaan narkoba cukup besar.

Sementara jika rotasi sering dilakukan, pemberantasan narkoba dikhawatirkan tidak akan efektif, karena butuh waktu yang cukup lama bagi anggota untuk beradaptasi.  

"Nah, di sinilah saya kira dibutuhkan strategi dari atasan untuk melihat dan membaca situasi yang ada," pungkas Neta.(gir/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler