Saran Cak Nun & Sabrang ke Kiai Ma'ruf soal Hoaks Marak

Senin, 15 Oktober 2018 – 10:01 WIB
DISKUSI: Budayawan Emha Ainun Nadjib dan KH Ma'ruf Amin dalam diskusi di Rumah Maiyah, Kadipiro, Yogyakarta, Minggu (14/10). Foto: TKN Jokowi - Ma'ruf

jpnn.com, JOGJA - KH Ma’ruf Amin memperoleh banyak masukan saat mengunjungi rumah budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) di Kadipiro, Yogyakarta, Minggu (14/10). Salah satunya adalah masukan dan saran bagi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo itu tentang cara mengatasi hoaks.

Masukan tentang jurus menghadapi hoaks itu disampaikan penyanyi Sabrang Mowo Damar Panuluh yang juga putra Cak Nun. Vokalis band Letto itu mengatakan, anak muda dan generasi milenial sering galau ketika menghadapi potensi konflik akibat rumor yang masif di media sosial.

BACA JUGA: Tutup Pameran Kuliner, Kiai Maruf Serukan Halal is My Life

"Saya sebagai anak muda mengalami kebingunan di ruang social media. Perpecahan sangat kelihatan," kata penyanyi yang akrab di sapa dengan panggilan Noe Letto itu.

Sabrang menuturkan, kondisi itu juga akibat pengguna media sosial di Indonesia selalu kesulitan menemukan sumber informasi primer. Sementara rumor dan hoaks beredar dan terus-menerus disebarkan sehingga menimbulkan keretakan.

BACA JUGA: Butuh Masukan demi Indonesia, Kiai Maruf Temui Cak Nun

"Kalau ada sumber primer langsung, orang tak mudah diombang-ambingkan desas-desus. Kalau isu ini tak di-manage dengan benar, yang ada hanya desas desus," kata dia.

Oleh karena itu Sabrang mengusulkan kepada Kiai Ma’ruf agar menyampaikan ke pemerintah dan negara untuk memberi ruang wadah yang benar bagi masyarakat. "Sehingga diskusi bisa benar dan sumbernya benar, jauh dari rumor," imbuhnya.

BACA JUGA: Kiai Maruf Bakal Terus Kunjungi Pesantren demi Silaturahmi

Sedangkan Cak Nun mengatakan, prinsip utama penyelesaian masalah itu adalah demokratisasi di media sosial. Baginya, yang bisa menentukan hoaks atau tidak bukanlah pemerintah, tapi justru publik sendiri.

Cak Nun mengatakan, pemerintah cukup memberikan wadahnya. "Harus ada suatu demokratisasi media sosial, yang bisa kita rintis," ujarnya.

Tokoh asal Jombang yang dikenal dengan julukan Kiai Mbeling itu menuturkan, Sabrang dan kawan-kawannya membuat sebuah aplikasi bernama Opinium. Tujuannya sebagai wadah bagi masyarakat untuk memastikan kesahihan sebuah berita di media sosial.

"Sekarang ini orang lebih percaya kepada medsos daripada kiainya. Anak lebih percaya WA (WhastApp) dibanding orang tuanya" kata Cak Nun.

Adapun Kiai Ma’ruf mengatakan, kondisi di media sosial saat ini sangat memprihatinkan. Padahal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa tentang cara bermuamalah di media sosial.

Namun, katanya, hal itu belum cukup. Ketua umum nonaktif MUI itu mengatakan, harus ada upaya edukasi yang masif dan telontoh yang ditujukkan pemerintah, tokoh masyarakat dan ulama.

"Nah bila tak bisa diedukasi, ada law enforcement," kata Kiai Ma'ruf.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maruf Amin Panjatkan Doa demi Kesembuhan Kiai Attabik Ali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler