jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendi Choirie menyampaikan pesan khusus untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia menyarankan internal Majelis Ulama Indonesia (MUI) berbenah, menyusul munculnya dorongan agar MUI dibubarkan.
BACA JUGA: Wapres Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 Menyusup ke MUI
"Adanya wacana ini merupakan kritik yang harus ditanggapi dengan bijak."
"Namun, pandangan saya MUI itu harus berbenah diri dan melakukan konsolidasi internal," ujar Effendi Choirie dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (24/11).
BACA JUGA: Ingat, MUI Pernah Mengeluarkan Fatwa Terorisme Perbuatan Haram
Menurut Effendi, hal yang paling penting dalam pembenahan di antaranya terkait proses rekrutmen keanggotaan dan tokoh yang akan dijadikan pengurus MUI baik di tingkat pusat maupun di daerah.
"Rekrutmennya harus betul-betul ketat, yang jadi pengurus harus ulama yang memiliki kedalaman ilmu agama dan memiliki wawasan kebangsaan yang utuh."
BACA JUGA: Formula E Akan Digelar di Mana? Simak Jawaban Riza Patria
"Jadi, harus agamawan dan budayawan," ucap pria yang akrab disapa Gus Choi.
Dia menegaskan, jangan lagi yang masuk dalam kepengurusan MUI orang-orang fundamentalis dan yang anti-Pancasila atau tokoh ekstremis yang ingin mendirikan negara khilafah di Indonesia.
"Itu bahaya bagi bangsa dan negara karena MUI menggunakan berbagai fasilitas negara," katanya.
Mantan Sekjen Pengurus Besar (PB) Ikatan Keluarga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) ini lebih lanjut mengusulkan agar yang masuk dalam susunan kepengurusan MUI menjalani serangkaian tes, kemudian dilihat pendidikan serta track record-nya.
Hal itu penting dilakukan demi menjaga muruah dan nama baik MUI di masa mendatang.
Seluruh rakyat Indonesia menginginkan jika MUI bukan asal rekrutmen orang.
"MUI jangan sampai sarang teroris. MUI jangan jadi pemecah belah bangsa. Kasus fatwa Ahok itu berdampak pemecah belah bangsa," papar Gus Choi.
Selain itu, mantan anggota DPR ini juga menganjurkan agar yang masuk dalam kepengurusan MUI bukan merupakan aktivis politik, sebab aktivis politik itu selalu mengedepankan kepentingannya.
"Banyak juga aktivis politik kalau menanggapi isu belepotan, akibatnya justru merusak citra MUI sendiri," ujarnya.
Seperti diketahui, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang yang diduga terkait kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Ketiganya yakni Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamat.
Mereka terlibat dalam kepengurusan Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (LAM BM ABA) milik kelompok teroris Jemaah Islamiyah.
Ahmad Zain An-Najah merupakan anggota Komisi Fatwa MUI yang telah dinonaktifkan setelah penangkapannya.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang