Saran Prof Asep agar Masyarakat Tetap Selamat di Tengah Serbuan Corona

Kamis, 16 April 2020 – 17:32 WIB
Petani memanen padi dengan menggunakan alsintan. Foto: Humas BPPSDMP Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi virus corona Covid-19 telah menghancurkan ekonomi dunia termasuk Indonesia.

Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Asep Saefuddin mengatakan, pendekatan text book berbasis asumsi-asumsi umum, sama sekali tidak akan berlaku saat ini. Harus ada terobosan-terobosan baru dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

BACA JUGA: Guru Honorer K2 Belum Menikmati Gaji dari BOS, Aturan Sudah Diubah Lagi

"Lupakan kebijakan ekspor di saat wabah Covid-19 ini. Selain negara asing sedang panik, produk-produk ekspor saat ini sulit menolong ekonomi masyarakat," kata Prof Asep kepada JPNN.com, Kamis (16/4).

Meski begitu dia mengimbau pemerintah jangan khawatir dengan posisi terburuk secara ekonomi makro. Semua orang juga tahu dan akan memahami. Yang penting selamatkan masyarakat dulu.

BACA JUGA: TPG PNS Dipotong Rp 3,3 Triliun, Pengamat: Wajar, Mereka Sudah Lama Sejahtera

Selain itu, manfaatkan pertanian Indonesia. Orang-orang yang saat ini berada di kota jangan pulang kampung, supaya para petani bisa berproduksi.

Dan, pemerintah membantu para petani supaya ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat terjamin

BACA JUGA: Kapolri Idham Azis Kembali Rilis Surat Telegram, Mohon Dicermati

"Saya yakin sektor pertanian akan menjadi penyangga untuk ekonomi, ketahanan pangan, dan kesehatan. Karena pada intinya pertanian, pangan dan kesehatan itu satu klaster. Walaupun tentunya pertumbuhan dari pertanian ini tidak besar, tetapi sangat powerfull dalam menanggulangi krisis dan menyelamatkan Indonesia dari Kebangkrutan," beber rektor universitas Al-Azhar Indonesia ini.

Syaratnya, lanjut Prof Asep, petani kita jangan ketularan Covid-19. Artinya orang kota jangan mudik dulu.

"Kalau masyarakat tidak diisiplin Indonesia akan sulit lepas dari krisis. Selain media massa harus menyampaikan informasi berguna, perlu pelibatan pemimpin informal, organisasi massa besar, RT/RW untuk terus menyadarkan betapa besar dampaknya bila tidak menaati aturan social dan physical distancing," jelas pakar statistik ini.

Pemerintah lewat pengetatan ikat pinggang, bisa memanfaatkan dananya selain untuk kepentingan produksi pertanian dan kesehatan, perlu juga memberi subsidi buruh pabrik, karyawan swasta yang terpaksa harus stay at home. Mereka jangan sampai panik. Harus ada kepastian sembako dan produk kesehatan.

"Kalau ingin lepas dari krisis dan ancaman kebangkrutan, kuncinya adalah persatuan serta kebersamaan. Bukan waktunya saat ini saling kritik. Saya optimistis bila ekonomi berbasis sumber daya lokal untuk pangan dan kesehatan terlindung, Indonesia akan tumhuh kembali. Percayalah," tutupnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler