jpnn.com - JAKARTA - PT Wijaya Karya (WIKA) akan menginvestasikan dana sebesar Rp 290 miliar kepada perusahaan yang baru diakusisinya, yakni PT Sarana karya. Dana itu akan digunakan untuk pembangunan pabrik pengelohan ekstraksi aspal di Lawele, Pulau Buton.
Direktur Utama Wika Bintang Perbowo mengatakan, perusahaan menargetkan ground breaking (pemancangan tiang pertama) pembangunan pabrik pengolahan ekstrasi aspal pada Maret 2014.
BACA JUGA: BUMN Siap Kelola Aset Asian Agri Grup
"Pada tahun pertama produksinya sebanyak 10 ribu ton, tahun kedua 20 ribu ton, dan tahun ketiga mencapai 50 ribu ton. Investasi Rp 290 miliar ini untuk produksi hingga 50 ribu ton. Dananya akan diberikan secara bertahap," ucap Bintang di Jakarta, Kamis (9/1).
Adapun sumber pendanaan Rp 290 miliar itu berasal dari pinjaman sebesar 70 persen, dan dari kas internal sebesar 30 persen.
BACA JUGA: Citilink Infokan ke Penumpang agar Tak Salah Bandara
Bintang menambahkan nantinya aspal tersebut akan dijual di dalam negeri dan untuk di ekspor. Namun Bintang menegaskan bahwa perseroan akan lebih mengutamakan penjualan di dalam negeri ketimbang ekspor.
"Kalau dari nilai memang lebih tinggi ekspor. Tetapi Wika sebagai BUMN tentu akan dahulukan untuk dalam negeri," pungkas.
BACA JUGA: Sebelum IPO, Saham Blitz Megaplex Dipertanyakan
Sebelumnya, pada akhir tahun 2013, Wika telah merampungkan transaksi pembelian 100 persen saham PT Sarana karya milik pemerintah Indonesia, yaitu sebanyak 5 ribu lembar saham atau senilai Rp 50 miliar. Akuisisi perusahaan yang sebelumnya bernama Perusahaan Aspal Negara (PAN) itu telah mendapatkan restu dari pemerintah.
Setelah dilakukan penilaian, disepakati harga akuisisi Sarana karya senilai Rp 50 miliar. Nilai tersebut setara dengan 1,83 persen dari nilai ekuitas Wika sebesar Rp 2,7 triliun. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Rumah Naik 20 Persen
Redaktur : Tim Redaksi