Sarjana Sosial Dominasi Lulusan Perguruan Tinggi

Rabu, 21 Desember 2016 – 18:48 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA- Proyek-proyek besar yang akan digenjot tahun depan tidak bisa sepenuhnya dinikmati tenaga kerja Indonesia. Pasalnya, SDM yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga teknik.

Sedangkan lulusan perguruan tinggi justru didominasi sarjana sosial.

BACA JUGA: Heran, Ibu-ibu Lebih Bangga Anaknya Sekolah di PAUD Mahal

"Sarjana sosial kita lebih dari 50 persen loh. Kan lucu kalau yang mengerjakan proyek jembatan, tol laut, kereta api, adalah sarjana komunikasi atau sarjana hukum," ungkap Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti‎, Rabu (21/12).

Dia juga menyesalkan sikap perguruan tinggi yang seenaknya membuka program studi (prodi) tanpa mengacu pada road map kebutuhan SDN Kemenristek Dikti. Hasilnya, sarjana-sarjana sosial ‎meluber, sedangkan tenaga teknik langka

BACA JUGA: Horeee... Masih SD Sudah Kampiun soal Gizi dan Kesehatan

Data Kemeristek Dikti menyebutkan, lulusan perguruan tinggi per prodi pada 2015‎, terbanyak untuk pendidikan guru SD (S1) 82.259 orang, manajemen (S1, 66.617), kebidanan (D3, 47.294), akuntasi (S1, 42.361).

Kemudian, lulusan teknik informatika (S1) sebanyak 34.768, keperawatan (D3, 27.221), manajemen informatika (D3, 27.100), ilmu keperawatan (S1, 25.527), ilmu hukum (S1, 24.970), dan endidikan bahasa Inggris (S1, 23.929)

BACA JUGA: Langkah Mundur, SMA/SMK Tidak Gratis Lagi

"Kalau teknik informatika memang dibutuhkan. Tapi guru SD, keperawatan, bidan, manajemen, mau diapain tenaga mereka. Jumlahnya sudah banyak, jadi tidak usah dibuka lagi prodi seperti itu," tegasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Pastikan Proses Belajar Mengajar di Pidie Jaya Berjalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler