Belum genap setahun Sarju Wibowo menjabat kepala Rutan Wanita Pondok BambuNamun, kemarin dia harus angkat kaki setelah Satgas Pemberantasan Mafia Hukum menemukan berbagai pelanggaran
BACA JUGA: Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik
Salah satunya, memberikan ruang spesial kepada Artalyta Suryani alias Ayin.Laporan Anggit Satriyo, Jakarta
RUMAH dinas bercat cokelat muda yang bersebelahan dengan Rutan Wanita Pondok Bambu itu seolah tak berpenghuni
BACA JUGA: Gagal Masuk Sekolah Bola karena Bapak Meninggal
Ruang teras yang dilengkapi satu set kursi kayu seolah tak pernah didudukiBACA JUGA: Sel Asli untuk Kelabui Petugas Sidak
Di garasi juga tak ada mobil terparkirDi rumah seukuran tipe 70 itulah sehari-hari Sarju Wibowo, Karutan Pondok Bambu, tinggalSebentar lagi, dia harus meninggalkan rumah yang dihuninya sejak Februari 2009 ituSebab, rumah tersebut melekat dengan jabatanNanti rumah itu menjadi fasilitas bagi pejabat baru, Catur Budi Patayatin, mantan kepala Rutan Kelas II A Jakarta Timur, yang kemarin menggantikan SarjuIni kali pertama Rutan Pondok Bambu dipimpin perempuanSebelumnya kepala rutan wanita itu selalu laki-laki
Di rumah itu Sarju tinggal sendirianIstrinya bertugas sebagai kepala sekolah di sebuah SMP di Jepara, JatengMenurut informasi dari para pegawai, sebelum dipindahkan ke Jakarta, Sarju mengepalai rumah tahanan di JeparaKarena keluarganya tinggal di kampung, Sarju setiap pekan menyempatkan pulang"Dia menggunakan sistem PJKA (pulang Jumat kembali Ahad)," jelas seorang pegawai rutan
Senin pagi dia harus memulai aktivitas sebagai pimpinan rumah tahanan yang dihuni 1.164 orang ituNamun, kalau kegiatan padat, Sarju tak pulangKarena itu, pedagang yang berderet di seberang rumahnya juga jarang melihat anak dan istrinya
Di mata para pegawai Rutan Pondok Bambu, Sarju dikenal sebagai sosok yang tekun bekerjaMeski rumahnya bersebelahan dengan kantor, pria asal Sragen itu tak pernah berangkat ke kantor ngaret alias terlambat
Saat tiba waktunya salat zuhur dan ashar, Sarju selalu pulang ke rumah untuk salatSepuluh menit kemudian, dia balik lagi ke kantorUntuk makan siang, terkadang Sarju meminta pegawainya membeli makan pada pedagang depan rutan, lalu dibawa ke ruang kerjanya.
Pasca sidak satgas ke rutan, tak banyak pegawai mau memberikan keterangan soal pribadi SarjuTermasuk kinerjanya selama memimpin rutan tersebutMereka tampaknya benar-benar shock dengan kedatangan tim bentukan Presiden SBY Minggu malam lalu (10/1) ituApabila, ditanya lebih jauh soal Sarju, mereka memilih bungkam"Itu urusan atasanSaya nggak mau ikut-ikut ah," ujar seorang pegawai perempuan.
Ada pula pegawai yang reaksinya berlebihanSaat ditanya soal gebrakan Sarju selama menjabat, dia tak mau menjawabMalah, dia memilih menyemprot Jawa Pos"Anda tahu, sidak pekerjaan satgasTapi, persoalan ini makin diperuncing oleh persJadinya, kayak begini," terang seorang pegawai bertubuh subur itu kemudian ngeloyor pergi.
Meski demikian, masih ada satu dua orang yang mau menjawab soal pribadi Sarju"Orangnya suka salaman ke semua pegawaiSetiap pegawai selalu disalami," terang Heri, pegawai yang bertugas mengawasi tahanan anakDi rumah tahanan itu, selain wanita, juga ada ratusan anak di bawah umur yang tinggal di dalam satu sel
Karena terungkapnya peristiwa Minggu malam itu, ada juga pegawai yang berseloroh"Kalau saya mengakui memang main-main, MasTapi mainnya di pos, harus awasMaklum sipirCeroboh sedikit bisa kena marah pimpinan," ujarnya lantas terbahak.
Apakah Sarju dekat dengan tahanan spesial, terutama Ayin dan Aling? Para pegawai berseragam cokelat itu menilai bahwa Sarju mengenal merekaSebab, selama menjabat, Sarju sering turun ke bawah"Bapak kan sering turba (turun ke bawah) kalau warga binaan ada kegiatanMestinya kenal dong," jelas pegawai lain yang mewanti-wanti namanya tak disebut
Namun, sejauh apa kedekatannya, pegawai itu tak menjawab"Tapi saya kira, karena istrinya pegawai negeriPasti bapak nggak ngoyo cari sampingan," ujarnya.
Menurut dia, di sana banyak juga pegawai yang memiliki bisnis sampingan, seperti jual beli mobil bekas, toko kelontong, dan sebagainyaPegawai itu berbisik bahwa kamar mewah itu sebenarnya sudah lama adaTepatnya, beberapa saat setelah Ayin dieksekusi jaksa KPK, Maret 2009.
Namun, ada beberapa pegawai di bagian lain yang berani bersumpah bahwa mereka mengetahui ada kamar istimewa itu setelah sidak satgas"Demi Allah saya tahunya baru setelah sidak itu, Mas," ujarnya
Selama ini dia tak pernah menggubris ruang kegiatan yang disulap bak kamar hotel itu.
Bagaimana kamar khusus Aling yang dilengkapi ruang karaoke dan foto-foto pribadi? Seorang pegawai menuturkan, sebelum ada sidak, dia sempat menyarankan napi seumur hidup kasus narkoba itu tidak memasang foto-foto pribadiSebab, ruang tersebut selama ini sebagai ruang kegiatan untuk umum, sehingga lebih baik dipasang foto-foto saat para napi memamerkan kerajinan tangan hasil karyanya kepada Menkum HAM Patrialis Akbar beberapa waktu laluNamun, Aling tak menggubris
Setahun memimpin, Sarju juga dinilai tidak punya gebrakan alias sama saja dengan para pendahulunya "Saya kira masih sama sajaWaktu setahun itu belum cukup untuk membikin banyak perubahan," ucap pegawai bidang bimbingan kerja yang sebelumnya menjadi karyawan di Departemen Penerangan itu
Sejak departemen itu dibubarkan di era Gus Dur, memang banyak pegawai yang dilebur ke rumah tahanan dan lapasDi rutan itu saja setidaknya ada 50 pegawai eks DeppenSarju yang ditanya soal pencopotannya hanya berucap singkat"Terima kasih, terima kasih yaSaya nanti ditugaskan di kantor Dirjen Pemasyarakatan," jelasnya.
Persoalan yang belum bisa diatasi Sarju, antara lain, masih banyaknya keluhan pungutan liar di rumah tahanan tersebutSeorang tukang ojek yang putrinya ditahan di rutan itu karena kasus penipuan mengeluhkan banyaknya biaya yang harus dibayarkan kepada pihak rutanPadahal, di halaman rutan dipasang banyak poster berisi antipungutan liar"Kami ini hanya tukang ojekMasuk penjara susahnya makin bertumpuk," jelas pria yang tinggal di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat itu
Saat masuk penjara, anaknya yang kini berusia 29 tahun dan memiliki bayi berusia 1,5 bulan itu harus mengeluarkan uang Rp 125 ribuKabarnya uang itu untuk bayar kamarDia juga harus berkumpul dengan sekitar 20 narapidana lain di blok F"Ya, kamarnya seadanya," jelasnya
Pungutan tak sampai di situSetiap bulan pria 50 tahun itu juga harus mengirim uang untuk kepada anaknya Rp 285 ribuUang itu untuk membayar banyak kebutuhanDi antaranya, uang makan Rp 200 ribuSebenarnya, uang makan bagi napi diberikan secara gratisNamun, bila cara itu yang dipilih, rutan akan memberikan nasi jatah seadanya"Kalau ada uang saya bayarKalau nggak ada, ya nggak saya bayar," terangnya
Selain itu, lanjut pria tersebut, anaknya minta uang yang katanya untuk iuran listrik dan airBesarnya Rp 50 ribuSisanya Rp 35 ribu untuk sewa kamarBukan hanya ituAda juga uang sewa rompi Rp 5 ribu untuk sekali pakaiRompi ini biasanya dipakai napi ketika menemui tamu
"Namanya anakKalau nggak ada, ya dicari-carikan," ucapnyaYang pasti, lanjutnya, masuk tahanan itu justru seperti orang kos"Orang ditahan itu sudah susah, masuk tahanan makin dipersusah," ungkapnya.
Demikian juga untuk mengurus pembebasan bersyaratPria bertubuh subur itu mengaku harus mengeluarkan dana Rp 4,5 juta untuk mengurus berkas pembebasan putrinya"Sebagian dana ya untuk rutanSaya nggak tahu rinciannya," ucapnya
Soal biaya-biaya itu, Kepala Kanwil Dekum HAM DKI Jakarta Arsjudin Rana mengungkapkan, tidak ada biaya-biaya untuk orang yang ditahan"Tidak ada biaya itu," jelasnya Senin lalu (11/1)(nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Kopassus untuk Indonesia; Rahasia Pasukan Komando
Redaktur : Tim Redaksi