"Sudah dari Selasa (15/3) lalu saya masukkan
BACA JUGA: A Raposa Menjaga Asa
Sampai sekarang belum ada respon dari pengurus," katanya, kemarin (17/3).Sarwendah sendiri baru bergabung dengan pelatnas yang bermarkas di Cipayung, Jakarta Timur, tersebut pada Januari lalu
BACA JUGA: Ferdinand Terancam Absen Hingga Akhir Musim
Namun, di tengah jalan Sarwendah merasa tidak nyaman.Yang menjadi alasannya mundur adalah bingung dengan wewenangnya
"Li Mao sendiri sepertinya tidak cocok dengan saya sehingga komunikasi antara kami tidak bisa berjalan
BACA JUGA: Los Blancos Pantau Nani
Itu yang membuat saya akhirnya bingung mau melatih anak-anak dengan maksimalSemua berada di bawah koordinasinya," terangnya.Dia merasa apa yang diberikannya tidak bisa maksimal kepada tim pelatnasSelain itu, dia merasa semakin tidak nyaman setelah mendapatkan tugas lain yang berada di luar SK yang diterimanyaAlasannya, dia diminta membantu latihan para perwira militer.
"Tiba-tiba ada perintah seperti itu dari seorang pengurusKetika saya tanya sampai kapan saya harus membantu itu belum jelasProsedur permintaan latihan itu sendiri tidak disampaikan sebagaimana mestinya lewat Kepala Pelatih atau Kabid Binpres secara formal," terangnya.
Karena itu, dia menyesalkan tugas yang sebelumnya diberikan kepadanya berubah di tengah jalanPadahal, dia melihat saat ini sektor tunggal putri membutuhkan pelatih setelah ditinggal Marlev Mainaky yang sebelumnya mengundurkan diri.
"Saya diminta artinya saya dipercayaKarena itu saya akan berusaha sebaik mungkin dan memberikan apa yang saya tahu bagi para pemain di pelatnas iniKalau kemudian begini,berarti saya sudah tidaksesuai dengan SK," lanjut mantan bintang bulu tangkis era 1990-an itu.
Di sisi lain, Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso yang ditemui kemarin, siang juga membenarkan kabar permohonan Sarwendah tersebutTapi, dia sampai saat ini masih berusaha merayu agar pelatih tersebut masih bisa terus bertahan.
"Saya sudah mengutus Pak Sabar (Yudho) untuk berdiskusi dengan SarwendahKami berharap dia masih bertahan di pelatnasKarean semua itu beraal dari komunikasi yang kurang tepat. Masalah komunikasi dengan Li Mao, sepertinya itu juga masih bisa didiskusikan," ucapnya.
Saat dikonfirmasi tentang hal itu, Sarwendah belum bisa memutuskan karena belum ada pembagian tugas yang jelasDia mengaku siap kembali asalkan ada wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
"Misalnya saya bersama asiten pelatih yang lain seperti Liong Chiu Sia atau jika Marlev masih mau kembali difokuskan mengurus tunggal putri sementara Li Mao bertugas menangani tunggal putraDengan demikian kami bisa bekerja maksimalTidak seperti sekarang, Li Mao mengurus 28 pemain yang ada dan membuat program sendiri," paparnya.
Meskipun Djoko telah meminta pengurus yang lain berdiskusi dengan SarwendahKenyataanya sampai tadi malam, dia mengaku belum ada pengurus yang mengajak dirinya berdiskusi terkait pengunduran diri tersebut.
Mundurnya Sarwendah semakin menjelaskan bahwa sedang ada problem internal di tubuh induk organisasi bulu tangkis tanah airSebab, sejak Desember lalu, berturut-turut Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh, pelatih ganda putra Sigit Pamungkas,pelatih ganda putri Marlev memlih mundur.
Sementara itu, terlepas dari masalah di PB PBSI, perjuangan pebulu tangkis Indonesia pada ajang Swiss Grand Prix Gold masih terus berjalanGanda campuran Tontowi Ahmad/LiliyanaNatsir berhasil melaju ke perempat final setelah menundukkan ganda asal Korsel Yoo Yeon Seong/Kim Min Jung dengan skor 21-15 21-14.
Kesuksesan itu disambut gembira oleh pasangan tersebutLiliyana mengungkapkan bahwa kemenangan itu karena mereka tanpa beban"Saya sama Tontowi main lepasKarena itu permainan kami bisa keluar semua dan maksimalMeskipun tertingalkami juga masih ngejar dan menang," paparnya.
Keberhasilan ini juga diikuti oleh pasangan ganda putra, M Ahsan/Bona Septano, yang menghentikan langkah Yoshiteru Hirobe/Kenta Kazuno (Jepang) dengan tiga game 20-22, 21-16, 21-14(aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Van Bronckhorst Batal Datang
Redaktur : Tim Redaksi