Satgas Covid-19 Sampaikan Angin Segar Mengenai Peluang Relaksasi PPKM

Kamis, 22 Juli 2021 – 22:03 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penanganan pandemi sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Kebijakan relaksasi terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga akan dibuka secara bertahap.

BACA JUGA: Umumkan Kasus Covid-19, Prof Wiku Beber Indikator Kesiapan Jawa-Bali Longgarkan PPKM

Namun, dengan syarat penambahan kasus harian berangsur menurun dalam 6 hari ke depan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meyakini relaksasi bisa dilakukan apabila hasil penanggulangan pandemi terus menunjukkan angka yang baik, seperti saat ini.

BACA JUGA: Cerita Nakes Selama Pandemi, Rindu Keluarga Hingga Kucing Kesayangan

Wiku melihat perkembangan dalam tujuh hari terakhir, yaitu 15-21 Juli 2021, menunjukkan arah yang baik.

"Adanya perkembangan yang baik ini patut diapresiasi. Saya berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah, dan seluruh pemerintah daerah yang bergerak cepat," ujarnya di Graha BNPB, Kamis (22/7).

BACA JUGA: Benarkah Daging yang Dibakar Bisa Memicu Kanker?

Dia memerinci, dalam tujuh hari terakhir, penambahan kasus harian mengalami penurunan dari angka tertinggi 56.757 kasus pada 15 Juli dan menurun hingga 33.772 kasus per hari pada 21 Juli atau turun sebesar 40 persen.

Sejalan itu, angka kesembuhan menunjukkan peningkatan lebih dari 70 persen. Sementara persentase kasus aktif mulai menurun dalam 3 hari terakhir.

Serta persentase tingkat keterisian tempat tidur atau bed of ratio (BOR) harian nasional juga konsisten menurun dalam 7 hari terakhir, dari 76,26 persen menjadi 72,82 persen.

Meskipun demikian, Wiku menyadari perkembangan baik penanganan ini masih memerlukan perbaikan lagi.

Seperti peningkatan angka testing (pemeriksaan). Dia menilai jumlah orang yang diperiksa dalam 4 hari terakhir menurun, sehingga harus dikejar agar meningkat.

"Karena semakin tinggi testing, semakin banyak kasus terdeteksi dan ditangani sejak dini," lanjutnya.

Hal lain, pada angka kematian pasien. Angka ini cenderung meningkat dalam 7 hari terakhir ini. Bahkan dalam 6 hari terakhir, angka kematian melebihi seribu orang per hari.

Wiku menegaskan angka kematian, tidak boleh ditoleransi, karena di dalamnya ada nyawa dari keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta.

"Untuk itu, kasus positif yang turun, kesembuhan yang meningkat, harus diikuti angka kematian yang turun pula," kata Wiku.

Selain itu, yang juga perlu diperhatikan, pada perkembangan peta zonasi risiko kabupaten/kota. Saat ini zona merah (risiko tinggi) sebanyak 180 kabupaten/kota. Jumlah ini menjadi yang terbanyak sejak masa awal pandemi.

Dan kabupaten/kota ini didominasi 3 provinsi di Pulau Jawa, di antaranya Jawa Timur (33), Jawa Tengah (29) dan Jawa Barat (21).

Di samping itu, zona oranye (risiko sedang) sebanyak 281 kabupaten/kota, zona kuning (risiko rendah) sebanyak 52 kabupaten/kota, serta zona hijau tidak ada kasus baru 1 kabupaten/kota dan tidak terdampak 1 kabupaten/kota.

Untuk itu sebelum pembukaan PPKM Darurat bertahap, harus dipastikan upaya gotong royong dalam meningkatkan testing dan menurunkan angka kematian.

Sementara, perkembangan baik dengan menurunnya angka pada kasus positif, kasus aktif dan BOR harian serta meningkatnya angka kesembuhan harus dipertahankan. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler