Satria Bergitar Effect Masih Diragukan

Sabtu, 12 April 2014 – 15:00 WIB
Joko Widodo alias Jokowi satu panggung dengan Rhoma Irama. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Perolehan suara PKB di pileg 2014 melonjak 100 persen, dibanding pemilu sebelumnya. Pada pemilu 2009, PKB meraih suara 4,9 persen.

Sementara, di pileg 9 April 2014, berdasar hitung cepat (quict count) partai yang didirikan almarhum Abdurrahman Wahid itu meraih sekitar 9,5 persen.

BACA JUGA: Bisa Muncul Poros Baru

Ketua DPP PKB, Heli Faisal Zaini menyebut, naiknya suara PKB ini antara lain karena pengaruh Rhoma Irama yang digandeng PKB.

"Satria Bergitar, Rhoma Irama yang ngeffect. Semua titik yang didatangi Rhoma Irama ( di masa kampanye), didatangi 10 hingga 20 ribu orang. Padahal tak ada pengerahan massa dan bukan basis PKB," ujar Helmi dalam sebuah diskusi bertema Tiki-Taka Koalisi, di Cikini, Jakarta, Sabtu (12/4).

BACA JUGA: PDIP tak Pernah Harapkan Jokowi Effect

Sanjungan ke Rhoma tak berhenti sampai di situ, Helmi juga menyebut, di sejumlah provinsi yang didatangi Rhoma, PKB meraih kursi di parlemen.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif IndoBarometer, Mohammad Qodary, yang hadir di diskusi itu, langsung menyaut. Dia meragukan naiknya suara PKB karena Rhoma Irama effect.

BACA JUGA: Soal Koalisi, PKB Masih Ngambang

"Menurut saya karena Kyai effect, NU effect, karena popularitas Rhoma (berdasar survei elektabilitas) juga kecil sekali," cetus Qodary.

Helmi mengakui, memang bukan hanya karena Rhoma effect, tapi juga Muhaimin effet. Menurutnya, gebrakan Muhaimin dengan menempatkan anak-anak muda sebagai pimpinan PKB di daerah, cukup berpengaruh. "Mesin-mesin partai menjadi begitu aktif," ujar Helmi. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paloh: Dari Gelas ke Bibir Banyak yang Terjadi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler