Satu Keluarga Disambar Petir

Sabtu, 02 September 2017 – 00:20 WIB
Triwani Sinaga menjalani perawatan di RSHI. Kondisinya kini sudah membaik, Jumat (1/9). Foto: Gidion Aritonang/Metro Siantar

jpnn.com, SIMALUNGUN - Satu keluarga disambar petir saat berteduh di gubuk perladangan kawasan Buttu Saribu, Nagori Raya Bayu, Kecamatan Pematang Raya, Simalungun, Sumut, Kamis (31/8) sore sekitar pukul 16.00 WIB

Kepala keluarga, Julwandi Sinaga, hingga kemarin masih dirawat di Rumah Sakit Rondahaim Pematang Raya.

BACA JUGA: Kecewa Orang Tua Berpisah, Anak Nekat Tenggak Racun

Sedangkan istrinya Menda Saragih dan dua anaknya masing-masing Triwani Sinaga dan Sinsa Sinaga, menjalani perawatan di RSHI Kota Siantar.

Ditemui di RSHI, Asmi Purba salah seorang keluarga korban menuturkan, kondisi Menda dan dua anaknya sudah mulai membaik setelah mendapatkan perawatan di RSHI.

BACA JUGA: Diterjang Banjir Bandang, Jembatan Demak Matio Ambruk

Menda mendapatkan perawatan di ruangan ICU, sedangkan dua anaknya sudah berada di ruang rawat inap.

“Sudah mulai membaik semua. Mamak orang itu (Menda, red) masih di ICU. Anak anaknya sudah sadar, tapi masih agak lemas badannya,” tutur Asmi, ibu dari Menda Saragih ini kepada Metro Siantar (Jawa Pos Group) Jumat (1/9) siang.

BACA JUGA: Tolong Jangan Pisahkan Kami, Dia sudah Seperti Anak Kandung Bagiku

Asmi melanjutkan, dari keterangan sanak keluarganya yang berada di Raya, Kabupaten Simalungun, saat ini kondisi Julwandi juga sudah membaik. Namun, Asmi tidak mengetahui pasati kapan Julwandi bisa keluar dari rumah sakit.

“Bapaknya (Julwandi,red) juga sudah membaik. Katanya suda bisa pulang, tapi nggak tau kapan pastinya. Tapi yang pasti sudah baik lah,” tuturnya.

Dikisahkannya, keluarga nahas itu kondisi perekonomiannya sederhana. Putrinya, Menda Saragih, menjadi tulang punggung keluarganya sejak Julwandi sang suami mengalami sakit paru-paru dan tidak bisa lagi bekerja.

Kesehariannya, Menda bekerja sebagai petani di ladang milik mereka. Tetapi terkadang hasil dari panen ladang mereka tidak cukup untuk membutuhi kebututuhan keluarga sehingga harus bekerja lagi di ladang milik orang lain.

“ Suaminya sudah nggak tahan lagi kerja di ladang karena sakit. Ladang orang itu ada sedikit, makanya kerja di ladang orang lain juga,” ujar Asmi sambil sesekali menitikkan air mata.

Dia pun bersyukur atas bantuan Bupati Simalungun JR Saragih, yang menanggung seluruh biaya perobatan.

JR Saragih yang berkunjung Kamis (31/8) kamarin berjanji akan melunasi seluruh biaya perobatan para korban.

“Bersyukur kali lah bantuan Bapak JR Saragih itu. Biaya perobatan ditanggung dia sampai orang ini sehat. Itu lah yang membuat aku jadi agak tenang, ditambah lagi mereka ini sudah sadar,” ucapnya.

Triwani Sinaga yang ditemui di ruang inap juga mengatakan kondisinya saat ini sudah membaik. Dia mengatakan saat ini sudah bisa duduk meskipun tidak lama, karena punggung bekakangnya masih terasa sakit.

“Sudah baik Bang. Baru aja aku makan. Kalau duduk sudah bisa tapi sebentar aja, punggung ku masih sakit,” kata siswa Kelas I SMP ini.

Sembari tersenyum, Tri yang tidur di samping tempat tidur adiknya ini mengaku merasa bosan berada di rumah sakit.

Dia berujar ingin keluar dan bermain dengan teman sebayanya yang berada di Raya Bayu.

“Bosan aku di sini bang. Mau main main aku sama kawanku. Nonton tv terus bosan,” ujarnya sembari tersenyum.

Dia menceritakan, kondisi adiknya, Sinsa Sinaga, juga telah membaik. Tetapi bagian leher bawah Sinsa mengalami luka bakar. Bukan hanya itu saja, sebagian rambut adiknya ini terbakar akibat sambaran petir yang menimpa keluarganya.(cr-05/ms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pohon Tumbang Hantam Mobil hingga Remuk, Penumpangnya, Ya Ampun…


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler