jpnn.com, ISTANBUL - Harapan Turki kandas. Arab Saudi tidak mau bekerja sama dengan mereka untuk mengungkap kasus pembunuhan Jamal Khashoggi. Saudi terkesan berbelit-belit dan menutup diri. Padahal, investigasi Turki mengarah pada kesimpulan bahwa Saudi tahu di mana jenazah tunangan Hatice Cengiz itu berada.
Kemarin, Kamis (1/11) Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul menyampaikan kekecewaan Turki di hadapan media. ''Kami ingin mereka menjawab teka-teki tentang jenazahnya (Khashoggi),'' ujarnya sebagaimana dilansir Reuters.
BACA JUGA: Hampir Semua Buruh Migran Dieksekusi Saudi tanpa Notifikasi
Kolumnis Washington Post itu dipastikan meninggal pada 2 Oktober. Tepat pada jadwal kedatangannya ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen perceraiannya.
Berdasar paparan jaksa penuntut umum Turki pada Rabu (31/10), Khashoggi dicekik sesaat setelah masuk gedung. Tubuhnya dimutilasi, lantas dibuang.
BACA JUGA: DPR Dukung Moratorium Pengiriman TKI ke Arab Saudi
Nah, lokasi pembuangan itulah yang ingin diketahui Turki. Saudi mungkin tak akan pernah mengungkapkannya. Sebab, itu berarti mereka harus mengakui pembunuhan sadis oleh Tiger Squad. Hal itu jelas akan memicu amarah dunia.
Terpisah, Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengundang Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) untuk berkunjung.
BACA JUGA: TKI Dieksekusi, Politisi PDIP: Saudi Langgar Etika Diplomasi
Nazarbayev selama ini diketahui dekat dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dia ingin menjembatani dua negara dalam kasus Khashoggi. Pada 2015 Kazakhstan jualah yang menengahi perseteruan Turki dan Rusia.
Sementara itu, Pangeran Turki Al Faisal, mantan Dubes Saudi untuk AS, mengatakan bahwa mengambil nyawa orang yang tak bersalah sama saja membunuh seluruh umat manusia.
''Saudi berkomitmen untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kasus ini dan yang gagal menegakkan hukum,'' paparnya dalam Konferensi Tahunan Ke-27 Para Pembuat Kebijakan AS-Arab kemarin. (sha/c7/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lho, Amerika Minta Saudi Berhenti Membantai Warga Yaman
Redaktur & Reporter : Adil