JAKARTA - Indonesia dan Pakistan akhirnya menyepakati melakukan pemotongan tarif atas produk tertentu sebagai implementasi Preferential Trade Agreement (PTA)Tercapainya kesepakatan ini membuka peluang yang lebih besar bagi komoditas minyak sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia masuk ke Pakistan.
Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar mengatakan kesepakatan tersebut telah diupayakan secara maksimal untuk menampung permintaan dan kesediaan masing-masing pihak untuk memberikan akses pasar pada mitranya
BACA JUGA: Perjuangan Jatah Saham Inalum Berbau Politik
"Kaitannya dengan sawit, kesepakatan tersebut telah memasukkan tarif produk sawit seperti yang diharapkan Indonesia," katanya pekan lalu.Dijelaskan, tarif yang dikenakan tersebut sama seperti yang diberikan oleh Pakistan pada Malaysia dalam kerangka PTA
BACA JUGA: Hatta Optimistis Target Lifting Tercapai
"Di lain pihak memberikan kesempatan produk potensial sehingga melengkapi jenis produk yang diperdagangkan oleh kedua belah pihak," urai dia.Wakil Menteri Perdagangan Pakistan Zafar Mehmood mengatakan telah memberikan pengurangan tarif untuk CPO sebesar 15 dari tarif most favourable nations (MFN)
BACA JUGA: Pemda Diminta Tak Seenaknya Tetapkan HET Elpiji
Sebelum ini, pihak Pakistan telah memberikan potongan tarif 15 persen terhadap CPO milik Malaysia."Malaysia perlu waktu tiga tahun dalam pemberian potongan 15 persenSementara di Indonesia berlaku sejak hari pertama implementasi PTA," tandasnyaSebelum ini, CPO asal Indonesia tidak berdaya saing di pasar pakistan yang nilai impornya mencapai USD 900 jutaBahkan pangsa pasar yang sebelumnya 55 persen melorot menjadi kurang dari lima persen.
Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan telah memberikan kesempatan yang sama atas jeruk kino pakistan dengan jeruk impor dari negara lain"Disamakan dengan jeruk impor sebelum ini, sehingga (bea masuk jeruk kino asal Pakistan) nol persen sepanjang tahun," kata dia.
Dalam komitmen PTA tersebut, indonesia telah menurunkan sebanyak 290 mata tarif dan pakistan sejumlah 210 mata tarifKe depan, kedua negara berencana untuk memperluas kerjasama dalam kerangka Free Trade Agreement (FTA)Menurut Gusmardi untuk menuju FTA melalui proses modalitas
"Ada banyak track dalam perundinganBila modalitas disepakati, nanti membicarakan tentang jumlah tarif yang dihapuskan serta mata tarif yang masuk highly sensitive," tukasnya(res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebut PLTU Malut
Redaktur : Tim Redaksi