jpnn.com, JAKARTA - Industri kelapa sawit Indonesia menjadi salah satu andalan yang ikut menyumbang devisa negara, karenanya perkebunan kelapa sawit dan industri minyak sawit menjadi sektor strategis.
PT Agro Indomas sebagai salah satu perusahaan dengan areal perkebunan sawit di Kalimantan Tengah tetap berkomitmen dengan kebijakan “No Deforestation, No Peat and No Exploitation (NDPE Policy)” yang sudah diberlakukan sejak Mei 2017 lalu.
BACA JUGA: Rapat RSPO Bakal Bahas Kasus Sime Darby di Sanggau
Adanya kebijakan tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk menjaga kelestarian hutan. Tidak ada pembukaan lahan gambut dan tidak ada eksploitasi terhadap sumber daya manusia.
“Kebijakan berkelanjutan (Sustainability policy) ini memang menjadi falsafah kegiatan korporasi kami,” kata Director Sustainability PT Agro Indomas Edi Suhardi, di Jakarta, Senin (3/9).
BACA JUGA: Produksi Kelapa Sawit Sumbang Sumber Devisa Rp 239 triliun
Sebagai salah satu anak usaha Goodhope Asia Holdings Ltd. atau Grup Agro Harapan Lestari, PT Agro Indomas melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak sawit mentah di Sampit, Kalimantan Tengah.
Pada awal tahun 2018 ini, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada 30 Januari 2018 menyebutkan, nilai ekspor minyak sawit Indonesia pada 2017 mencapai US$ 22,97 miliar, naik 26 persen dibandingkan 2016 sebesar US$ 18,22 miliar.
BACA JUGA: Industri Sawit Masih Hadapi Tekanan Harga
Lebih lanjut disebutkan bahwa nilai ekspor yang dikatakan tertinggi dalam sejarah Indonesia itu selain ditopang oleh permintaan dari negara-negara kawasan yang menjadi pasar tradisional minyak sawit, juga karena ada lonjakan dari pasar nontradisional seperti Afrika.
Secara makro, kondisi tersebut cukup menggembirakan bagi produsen minyak sawit dalam negeri, yang memberikan sedikit petunjuk bahwa ada kebutuhan minyak sawit di berbagai negara.
PT Agro Indomas sebagai bagian mikro dalam industri kelapa sawit melihat beberapa tantangan yang masih akan menghadang pada perkembangan ke depannya ketika mengejar target pertumbuhan pasar ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Pengelolaan lahan dan perkebunan dan pembinaan plasma untuk areal yang meliputi puluhan ribu hektar juga membutuhkan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap kelestarian lingkungan dan kualitas hidup penduduk setempat.
“Kami juga menyampaikan kepada pihak-pihak yang bekerja sama dengan PT Agro Indomas untuk melaksanakan aktivitas secara bertanggung jawab, ramah lingkungan dan layak secara ekonomi,” sambung Edi. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Bertemu Gubernur Riau, FPESGR Minta Permen LHK P.17/2017 Dikaji Ulang
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha