Saya Suka Sirkuit Albert Park

Rabu, 16 Maret 2016 – 12:43 WIB
Wartawan Jawa Pos Candra Kurnia bersama Rio Haryanto. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - MELALUI Rio Haryanto, nama Indonesia untuk kali pertama masuk jajaran negara yang memiliki pembalap tangguh di ajang balap tertinggi Formula 1. 

Demi sebuah sejarah manis, Rio menyiapkan diri dengan semaksimal untuk balapan perdananya di Melbourne, Australia, Minggu nanti (20/3) nanti. Wartawan Jawa Pos Candra Kurnia sempat berbindang dengan Rio di kompleks Sirkuit Albert Park, Melbourne Selasa (15/3).

BACA JUGA: Redistribusi PNS, Bukan Rasionalisasi

 

Apa yang kamu bayangkan tentang balapan pertamamu di F1?

BACA JUGA: Jangan Kaitkan dengan Kepangkatan

Ini akan menjadi pekan yang tidak akan saya lupakan dalam hidup saya. Super-exciting. Ini adalah impian saya sejak umur enam tahun untuk membalap di kelas tertinggi bagi seluruh pembalap dunia. Apalagi, saya adalah pembalap Indonesia pertama di Formula 1. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi sekarang saya telah menjadi duta Indonesia di dunia internasional.

Nervous nggak? Saya yang mau nonton aja nervous.

BACA JUGA: Akan Melukai Jutaan PNS

Tentu ada. Dulu waktu di GP2 saya ke Eropa, ke mana-mana sendirian. Nggak ada orang-orang Indonesia yang ngikutin. Tapi, sekarang semuanya ingin tahu. Itu menjadi apresiasi buat saya. Untuk mengantisipasinya, saya akan memperlakukan balapan ini seperti balapan-balapan yang sebelumnya dengan kerja keras dan usaha maksimal.

Bagaimana kondisi fisikmu untuk menghadapi satu balapan penuh? Selama tes belum pernah simulasi lomba full distance?

Tidak terlalu masalah. Karena sebenarnya secara umum saya sudah mendapatkan gambaran yang jelas untuk sebuah simulasi. Memang sempat melintir dua kali, tapi itu sebagai pembelajaran untuk tidak diulang lagi.

Leher akan jadi tumpuan menghadapi G-Force mobil F1 yang sangat besar. Apakah latihan dua pekan terakhir cukup untuk melatih otot leher?

Latihan paling bagus malah waktu menyetir di atas mobil F1. Jadi, empat hari tes di Barcelona itu sangat krusial untuk melatih otot-otot leher. Di luar trek, kita tinggal maintain saja. Dan nanti setelah seri demi seri berjalan, saya yakin leher saya akan semakin kuat karena jam terbang yang bertambah.

Bagaimana komunikasi dengan tim dan race engineer? Sudah cocok?

Memang saya cuma punya waktu sedikit untuk komunikasi dengan tim. Apalagi, kontrak dengan Manor diteken hanya selang tiga hari jelang tes pramusim. Tapi, bisa dilihat pada waktu tes di Barcelona, waktu saya terus membaik. Selalu ada kemajuan setiap hari. Itu tidak mungkin terjadi kalau komunikasi dengan para engineer buruk. Kebetulan memang ada beberapa yang kenal sejak tahun lalu.

Apakah Manor akan membawa update besar pada MRT05 di seri perdana?

Ada. Tim bekerja keras untuk membawa upgrade mobil ke Australia. Tapi, mungkin tidak besar. Saya sudah diberi tahu akan ada beberapa penambahan, tapi masih dirahasiakan.

Bagaimana dengan latihan di simulator?

Saya kebagian empat hari dalam dua minggu terakhir. Sehari 4–5 jam. Manor tidak punya simulator, jadi kami menyewanya. Dengan waktu itu saya rasa cukup. Kita jangan terlalu bergantung pada simulator, karena kondisi di trek bisa sangat berbeda. Apalagi menyangkut pemilihan ban dan lain-lain. Jadi, harus tetap maksimal pada Jumat atau Sabtu.

Merasa cocok dengan karakter Albert Park?

Saya suka karena banyak medium-high speed corner. Terus, saya dengar sirkuit ini tidak terlalu mengikis karet ban. Beda dengan Barcelona kemarin.

Kualifikasi bakal pakai format baru. Kamu merasa diuntungkan?

Enggak. Malah dengan format baru ini, semua pembalap akan kebingungan. Karena pembalap harus lebih cepat-cepat mendapatkan lap terbaik, dengan sistem eliminasi 7,6,5 menit. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasionalisasi PNS Bisa Bikin Ribut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler