jpnn.com - SEJATINYA, selain Jessica Kumala Wongso, ada Hani yang juga ikut ngopi di Kafe Olivier bersama Wayan Mirna Salihin yang akhirnya meninggal dunia. Tapi sekarang Jessica Kumala adalah pihak yang paling tersudut dalam peristiwa ini.
Kemarin, Jessica pun berkunjung ke keberapa kantor media untuk menjelaskan bahwa dia bukanlah pembunuh Mirna. Jawa Pos dan JPNN pun berkesempatan mewawancarinya di kawasan Kebun Sirih.
BACA JUGA: Akan Ada Banyak Perubahan Musim Ini
Dia begitu tenang menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Sesekali dia tersenyum, meski mimik wajahnya sedikit berubah seperti menunjukkan kesedihan begitu membicarakan bagaimana sosok Mirna di mata dia.
---
BACA JUGA: Dia Anak Buahnya Abu Jandal
Salah satu indikasi keterlibatan Anda adalah, Anda disebut-sebut orang paling paling tenang saat kejadian. Padahal, saat itu orang-orang di sekitar saat itu panik?
Informasi itu tidak benar. Saya waktu itu juga panik.
BACA JUGA: Saya Juga Sedih
Tapi sekarang Anda sangat tenang, padahal banyak pihak yang begitu menyudutkan Anda…
Saya pertamanya takut. Apalagi sebelum didampingi kuasa hukum. Tetapi, sekarang mereka (kuasa hukum) meyakinkan saya bahwa saya tidak salah. Jadi, tidak usah takut. Sekarang kan saya ke mana-mana didampingi terus
Dugaan lainnya adalah Anda punya hubungan spesial dengan Mirna. Benar?
Saya pernah punya beberapa pacar, tetapi sekarang memang lagi jomblo. Pacar saya selama ini laki-laki kok. Saya tidak tertarik pada perempuan.
Kalau memang senang cowok, apa kriteria cowok yang Anda sukai?
Ya pria yang baik, ambisius, dan punya karir. Tetapi, intinya, asal orangnya baik saja.
Sebenarnya sejak kapan Anda mengenal Mirna?
Sejak sama-sama kuliah di Australia.
Bagaimana sih sosok Mirna di mata Anda?
Kami bersahabat cukup baik. Dia itu orangnya baik, lucu, generous (dermawan), dan tidak aneh-aneh. Yang saya tahu, dia itu sangat sayang keluarganya. Dia juga kreatif banget. Saya suka gaya desainnya, keren dan tidak norak.
Sebenarnya seperti apa kedekatan Anda dengan Mirna selama ini?
Ya, kami teman kuliah. Waktu di Australia, kami suka pergi makan bareng, melakukan hal-hal sewajarnya sebagai anak kuliahan. Pernah belajar bareng juga. Tetapi, kalau dibilang kami sahabat dekat, tidak juga. Kami tidak setiap hari ngobrol atau curhat yang mendalam. Ya, cuma teman.
Punya kenangan yang tak terlupakan dengan Mirna?
Ya, saat kami wisuda bareng-bareng. Selain itu, saat senang-senang ketika masih kuliah. Namanya anak kuliahan, kan masih sering happy-happy.
Anda berasal dari jurusan yang sama?
Sama-sama di Billy Blue College of Design (sekolah desain di Sydney, Australia), tetapi beda jurusan. Saya multimedia, sedangkan dia desain grafis.
Karena sama-sama orang desain, apa pernah punya proyek bareng Mirna?
Tidak ada. Kami juga tidak pernah sekelas.
Anda kenal dekat dengan suami Mirna?
Sekadar kenal iya, tetapi bukan teman. Saya kenal dia sebelum mereka menikah. Pertemuan saya dengan dia juga selalu bersama Mirna. Saya jarang bertemu dia. Sebab, kalau tidak salah, dia dulu tinggal di Melbourne.
Kalau hubungan Anda dengan Hani, bagaimana?
Ya sama saja seperti saya dengan Mirna.
Anda yakin Mirna dibunuh?
Saya berharap polisi bisa mengungkap perkara ini.
Apa harapan Anda?
Polisi segera menangkap pembunuhnya kalau memang itu pembunuhan.
Kalau Anda yang ditersangkakan?
Saya bukan pelakunya
Tetapi, kan dugaan-dugaan mengarah kepada Anda?
Saya bukan pelakunya. Saya menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. Saya selama ini kooperatif. Semua yang saya tahu sudah saya sampaikan kepada polisi. (gun/c5/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong, Jangan Sebut Bom Sarinah
Redaktur : Tim Redaksi