jpnn.com - SIAPA sebenarnya yang membunuh aktivis HAM Munir? Pertanyaan ini kembali menghangat, bukan hanya karena dua hari lagi akan diperingati hari HAM sedunia, tapi baru-baru ini, publik terhentak dengan kabar pembebasan bersyarat yang diterima Pollycarpus, terpidana kasus Munir.
Setiap kali kasus ini mencuat dan dipertanyakan, sorotan mata seringkali mengarah ke Badan Intelijen Negara (BIN). Padahal, sampai saat ini, tak pernah ada bukti-bukti kuat secara hukum bahwa BIN dan aparatnya terlibat dalam pembunuhan pria bernama lengkap Munir Said Thalib itu.
BACA JUGA: Di Indonesia Sepakbola itu Nomor Satu
Memang, ada bekas Deputi V BIN Muchdi Purwopranjono yang sempat jadi terdakwa dalam kasus ini. Tapi, bekas Danjen Kopassus yang kerap disapa Muchi PR ini, divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Hakim mementahkan dakwaan jaksa bahwa Muchdi PR punya motif dendam terhadap Munir. Hakim juga mementahkan adanya rekaman telepon dari Muchdi PR ke Munir sebelum Munir tewas.
BACA JUGA: Bukan Kesalahan Jokowi
Tapi, persepsi bahwa ada keterlibatan BIN dalam pembunuhan Munir seperti terus menggelayuti alam pikiran sebagian publik. Hal ini membuat bekas Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono tak habis pikir.
Hendro yang sekarang sudah jadi profesor bidang intelijen ini juga heran kenapa seringkali namanya dikait-kaitkan dalam kasus ini. Memang, Munir tewas di saat Hendropriyono masih menjabat sebagai kepala BIN. Munir tewas 7 September 2014.
BACA JUGA: Saya Harus Ngurus Negara
"Saya tidak terlibat (dalam kasus tewasnya Munir),” kata Hendro kepada Rakyat Merdeka (Grup JPNN), kemarin. Berikut wawancara selengkapnya:
BIN selalu dikait-kaitkan dalam kasus tewasnya Munir, pendapat Anda?
Orang-orang yang mengaitkan BIN dalam kasus tewasnya almarhum Munir itu mungkin terpengaruh sekali oleh trauma masa lampau dan dongeng-dongeng, film atau buku-buku tentang operasi intel CIA, KGB dan lain-lain, yang bisa seenaknya menghilangkan nyawa orang. Karenanya lalu mengira BIN juga barbarian seperti itu.
Memangnya BIN seperti apa?
Kita justru membangun intelijen negara yang etis. Saya berusaha menggali Filsafat Intelijen Negara Republik Indonesia. Derivasi filsafat tersebut berkaitan dengan strategi dan berbagai pola operasi intel yang memegang teguh prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Bukannya membunuhi anak bangsanya sendiri .
Nama Anda juga sering dikait-kaitkan dalam kasus tewasnya Munir...
Negara kita negara yang berdasarkan hukum, tapi bukan hukum rimba. Menebar fitnah untuk membentuk opini publik sehingga menghukum orang yang tidak bersalah, sama sekali tidak dibenarkan. Saya yakin saya tidak terlibat. Saya juga percaya bahwa proses ajudikasi di negara demokrasi selalu berjalan secara adil.
Anda siap kalau nanti ada undangan dari penegak hukum untuk memberikan keterangan terkait kasus ini?
Saya menyerahkan sepenuhnya kepada lembaga peradilan. Tapi, saya minta lembaga politik dan LSM tidak mendesak-desak agar lembaga hukum melakukan pemeriksaan.
Kasus Munir kembali mencuat setelah Pollycarpus bebas bersyarat, bagaimana menurut Anda?
Pembebasan Pollycarpus tentu merupakan kesempatan bagi LSM tertentu untuk mencuatkan lagi kasus Munir. Dengan demikian, mereka kembali mendapatkan panggung dalam usahanya menarik perhatian publik.
Menurut Anda wajar nggak Polly mendapat pembebasan bersyarat?
Pollycarpus itu sama seperti narapidana lainnya, maka hukum nasional harus ditegakkan secara adil kepada seluruh warga. Tak boleh ada pembedaan. Kalau pembebasan bersyarat Pollycarpus itu sudah sesuai dengan hukum nasional, maka wajar saja. Yang nggak wajar kalau pembebasan itu menabrak hukum nasional.
Untuk menuntaskan kasus Munir, apa Anda punya saran?
LSM yang masih saja menggonggong harus diberi kesadaran. Muara dari semua kasus seperti ini adalah hukum, bukan kekuasaan yang mereka ingin bangun dari menggalang opini publik.
Sebelum Munir tewas, apa Anda punya informasi khusus tentang Munir?
Informasi yang disampaikan almarhum Pak Taufik Kiemas, sesungguhnya almarhum Munir sempat berniat menerjunkan diri ke politik dengan masuk PDI Perjuangan.
Apakah BIN sempat melakukan investigasi terkait tewasnya Munir?
BIN merupakan badan yang sedang dituduh dalam kasus itu, sehingga tidak fair kalau melakukan investigasi sendiri. Lagipula kewenangan tersebut berada pada Polri sebagai aparat penegak hukum.
Apa Anda melihat ada keganjilan-keganjilan dalam pengusutan kasus Munir yang sudah dilakukan aparat penegak hukum atau Tim Pencari Fakta yang dibuat Pemerintah SBY?
Tentang versi pemerintah, tanyakan ke pemerintahan SBY. Karena pngusutan dilakukan sesudah Megawati tidak lagi memerintah. Tapi, ada satu hal yang saya sesalkan dalam pengusutan kasus tewasnya almarhum Munir.
Apa itu?
Kenapa tim forensik kita dulu tidak diberi kesempatan memeriksa jenazah almarhum, sehingga semata-mata berpegang pada keterangan dari pihak Belanda saja. Padahal tewasnya almarhum itu di pesawat Garuda yang berbendera Indonesia. Jadi, ini aneh kenapa selama 10 tahun terakhir dimana administrasi negara di bawah oposisi terhadap Megawati, kasus ini tidak juga terungkap. ***
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kini, Golkar Partai Sekoci
Redaktur : Tim Redaksi