TOKYO - Berakhir sudah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio HatoyamaKemarin (2/6) dengan berlinang air mata, pemimpin 63 tahun tersebut mengumumkan pengunduran dirinya di hadapan para politikus Partai Demokratik Jepang (DPJ)
BACA JUGA: Yenny Wahid Desak Pemerintah RI Lobi AS
Keputusan besar itu dia ambil setelah menjabat kepala pemerintahan Jepang sekitar sembilan bulan"Saya akan mundur," tandas Hatoyama dengan suara bergetar, seperti dilansir Agence France-Presse
BACA JUGA: Dzikrullah dan Istri Segera ke Jakarta
Dalam rapat istimewa DPJ itu, dia mengaku telah gagal mewujudkan harapan publik JepangBACA JUGA: Keluarga Korban Galang Informasi Sendiri
Termasuk, soal pembatalan relokasi pangkalan sewa militer Amerika Serikat (AS) ke luar Pulau OkinawaDalam kesempatan itu Hatoyama juga mengungkapkan niatnya membentuk DPJ baruSebab, dia akan meninggalkan partai yang dia bentuk bersama adiknya, Kunio Hatoyama, pada 1998 lalu itu"Saya sengaja menempuh langkah penting untuk menjadikan kehidupan rakyat lebih baikKarena itu, saya sangat sedih saat menyadari tidak ada lagi yang mendengarkan sayaTapi, semua itu salah saya sendiri," ungkap cucu mendiang PM Jepang Ichiro Hatoyama tersebut kepada Associated Press
Untuk mewujudkan DPJ baru, Hatoyama menggandeng Ichiro OzawaKemarin Sekjen DPJ tersebut juga mengundurkan diri"Untuk merevitalisasi partai kami, kami harus menciptakan Partai Demokratik yang benar-benar bersihKarena itu, saya membutuhkan kerja sama dan dukungan Anda semua," ungkap suami Miyuki itu di hadapan politisi DPJ
Rencananya, hari ini DPJ menyelenggarakan pemilihan ketua baru lewat pemungutan suaraMenteri Keuangan Naoto Kan, yang juga menjabat wakil PM, diunggulkan sebagai kandidat pengganti HatoyamaSeusai pemilihan ketua baru DPJ, parlemen Jepang langsung memilih PM baru lewat votingKandidat kuatnya masih tetap KanJika dua even penting itu berjalan lancar, publik Jepang akan memiliki kepala pemerintahan yang baru sekaligus ketua baru DPJ pada hari yang sama
Kemarin, sesaat setelah Hatoyama mengumumkan pengunduran diri, Kan dikabarkan berkunjung ke kantor PMMenurut media Jepang, Kan sengaja mengunjungi Hatoyama untuk mengungkapkan niatnya menjadi ketua baru DPJ, sekaligus menjadi PM baru JepangTapi, sampai ada ketua DPJ baru yang resmi, Hatoyama masih tetap menjabat PM"Kami harap PM baru segera terpilih dan bisa mulai membentuk kabinet Senin depan," terang DPJ dalam pernyataan resmi.
Dalam jumpa pers setelah mengumumkan pengunduran dirinya di hadapan politisi DPJ, Hatoyama menyebut dua faktor yang melandasi keputusannyaYakni, batalnya relokasi Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma ke luar Okinawa dan skandal dana kampanye"Saya sudah menciptakan banyak masalah bagi warga OkinawaKerja sama AS dan Jepang dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan Asia Timur tidak bisa ditawar lagiKarena itu, saya mohon pengertian warga Okinawa," ujarnya
Secara terpisah, Sekretaris Kabinet Jepang Hirofumi Hirano menegaskan, keputusan mempertahankan pangkalan sewa AS di Okinawa tetap berjalan meski Hatoyama mengundurkan diriSebab, sebagai sekutu, Jepang harus menghormati kesepakatan yang dibuat dengan AS"Pangkalan militer AS akan dipindahkan dari lokasi yang sekarang ke lokasi lain yang tetap berada di wilayah Okinawa," terang Hirano.
Para pengamat politik Jepang menyatakan bahwa beban yang harus ditanggung pengganti Hatoyama terlalu besar"Sesuai kesepakatan Hatoyama dan Obama, pemimpin baru nanti harus tetap membangun pangkalan baru di wilayah lain OkinawaPadahal, publik Jepang sangat sensitif dalam perkara itu," terang seorang pakar politik Jepang yang tidak disebutkan namanyaDengan kondisi seperti itu, sang pemimpin baru diperkirakan tidak akan bertahan lama dalam pemerintahan(hep/c2/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 11 WNI Dipenjara Israel, 1 Dirawat di RS
Redaktur : Tim Redaksi