JOGJA--Jika semuanya berjalan lancar, prosesi akad nikah puteri bungsu Raja Jogja Sultan Hamengku Buwono X GKR Bendoro dan KPH Yudanegara, akan dilaksanakan pagi iniPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono dijadwalkan hadir di acara yang akan dihelat di Masjid Penepen, kompleks kraton Jogja
BACA JUGA: Hewan Turun Gunung
Sedikitnya 20 menteri juga akan hadirPerhelatan Royal Wedding ala Jogja itu mendapat perhatian negara-negara lain
BACA JUGA: Kongres Rakyat Papua Diwarnai Bintang Kejora
Buktinya, beberapa hari hingga kemarin menjelang hari H prosesi akad nikah, banyak ucapan selamat dikirimkan lewat email ke Sekretariat Gubernur DIJ di KepatihanBACA JUGA: Geng Motor Marak Lagi, Kadis Gerah
"Juga ada ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama," kata Dra Kuskasriati dari media center pernikahanSehari menjelang proses akad nikah, kedua calon mempelai kemarin (GKR Bendoro dan KPH Yudanegara) telah menjalani prosesi siramanProsesi tersebut mengandung arti agar keharuman bunga siraman meresap ke tubuh calon pengantin hingga menjadi harum tubuhnyaSehingga kelak membawa keharuman nama keluarga.
Suasana hening terasa dalam siraman pengantin putri di Dalem Sekar KedhatonProsesi menyucikan diri lahir batin diawali dengan kedatangan GKR Pembayun (kakak tertua) yang mengutus?GKR Maduretno (kakak nomor tiga) bersama abdi dalem untuk membawa air dari tujuh sumber menuju ke Dalem Keputren.
Air tersebut berasal dari Dalem Bangsal Sekar Kedhaton, Dalem Regol Manik Hantoyo, Dalem Bangsal Manis, Dalem Regol Gapura, Dalem Regol Kasatriyan, Dalem Kasatriyan Kilen, dan Gadri KasatriyanAir tujuh sumber itu ditaburi Kembang Setaman yang terdiri mawar, melati, kanthil, dan kenanga.
Juga disiapkan konyoh (lulur atau bedak basah dibuat dari tepung beras dan kencur), manca atau panca, landa merang, santen kanil, air asem, dan dua butir kepala tuaSelain itu ada juga daun-daunan yang terdiri daun kluwih, daun kara, daun apo-apo, daun awar-awar daun turi, daun dadap srep, alang-alang, dan duri kemarungTidak lupa?kendi atau klentingKendi berisi air bersih untuk menutup dan mengakhiri upacara siraman.
Siraman pertama dilakukan GKR Hemas (ibunda) dengan menyiram pada bagian rambut BendaraWakil Ketua DPD RI itu melanjutkan siraman ke pundak putri bungsunya dan bagian tubuh lainSiraman dilanjutkan calon besan HjNurbaiti Helmi diikuti kerabat Kraton seperti GBRAy Murdokusumo, BRA Puruboro, dan Nyai Kanjeng Raden Penghulu Dipodiningrat.
GKR Pembayun menuturkan, untuk upacara siraman sebetulnya jumlah orang yang memandikan tidak dibatasi dan asal jumlahnya ganjilMeski begitu tokoh yang melakukan siraman harus benar-benar orang terpilih, yaitu mempunyai budi pekerti yang dapat dijadikan teladanSebab yang menyiram akan menjadi teladan bagi pernikahan kedua pasangan," ujar PembayunSiraman ini diakhiri juru rias atau sesepuh (orang yang dituakan) dengan memecah kendi atau klenthing dari tanah liat.
Selesai siraman, calon pengantin putri, GKR Hemas dan rombongan menuju Bangsal Kasatriyan untuk melaksanakan siraman calon pengantin priaSedangkan KPH Yudanegara yang mengenakan setelan putih dan kain picis menunggu di Gedong Sri Katon.
Prosesi siraman dimulai pukul 11.00 WIB di Gedung Pompa, KasatriyanGKR Hemas kembali memimpin prosesi dan melakukan siraman pertama pada calon pengantin pria yang duduk di atas bangku warna hijauSiraman berikutnya dilakukan Sang IbundaLaki-laki yang bernama asli Achmad Ubaidillah itu menggunakan air yang disiramkan sebagai air wudhu.
Usai siraman, KPH Yudanegara kembali ke bangsal kasatriyan untuk meneruskan prosesi nyantri, sedangkan calon pengantin putri kembali ke Keputren untuk dipingitKeduanya dilarang bertemu hingga ijab qabul yang akan dilaksanakan pagi ini pukul 07.00 WIB.
''Dulu kalau mau ngobrol pas di pingit ya harus surat-suratanSekarang gampang, bisa SMS-an," canda GKR Hemas.
Tadi malam juga dilakukan tantingan, yakni Sultan Hamengku Buwono X bertanya kepada putrinya akan keyakinan, kemantaban dan kesiapan hati untuk menikahAcara tersebut disaksikan ibu pengantin putri, GKR Hemas, beserta keluargaHadir pula petugas KUA Kecamatan Kraton serta para abdi dalem.
Setelah itu digelar malam midodareni yang diiringi tabuhan gamelan Nguyu-uyu dari Bangsal SrimagantiMidodareni berasal dari kata Widodari atau bidadari yang memiliki makna, calon pengantin putri menunggu datangnya bidadari turun ke bumiTradisi ini berasal dari legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan.
Dalam prosesi itu pengantin putri dibawa ke Bangsal Sekar Kedaton didampingi GKR Pembayun dan harus terjaga hingga tengah malamSaat akan melaksanakan midodareni, calon penganten putri juga diberi petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa.
Sementara di sekitar Keraton dan Bangsal Kepatihan para bergodo dan abdidalem juga memasang tarub untuk upacara panggih dan resepsiMereka memasang getepe, janur kuning, pisang, tebu, padi dan uborampe lain untuk melestarikan tradisi.
Koordinator panitia KRT Yudohadiningrat menuturkan, tarub merupakan hiasan janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir dan dipasang di depan pintu gerbangTarub memiliki simbol bahwa hajatan akan segera dilaksanakan.
Hari kedua prosesi pernikahan agung itu juga diwarnai berita dukaMinggu tengah malam (16/10) adik Sultan Hamengku Buwono IX, Gusti Bendara Raden Ayu (GBRAy) Sumarman Suryo Diprojo (87 tahun) tutup susiaAlmarhumah adalah putri bungsu HB VIII dari istri ketigaSejak pagi kemarin telah tiba di Jogja dan telah disemayamkan di Dalem Benawan di lingkungan Keraton Jogjakarta.
Pengageng Purolakso Keraton KRT Suryohadiningrat menyatakan, almarhumah meninggal sekitar pukul 22.00 WIB di kediamannya Liga Mas, JakartaIa mengaku bibinya tersebut telah cukup lama sakit dan terakhir mengalami sakit panas dan flu.
Ia memastikan kabar duka tersebut tidak akan menganggu prosesi pernikahan putri bungsu Sultan HB X"Besok pagi (hari ini, Red) almarhumah akan dimakamkan di makam keluarga raja di Kotagede," ujarnya.(leg/tya/jpnn/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Tahan Malaria, Sidin Gantung Diri
Redaktur : Tim Redaksi