SBY Dianggap Khianati Amanat Reformasi

Dinilai Tak Serius Berantas Korupsi

Minggu, 29 Mei 2011 – 10:41 WIB
SURABAYA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin masih bersikap kritis kepada pemerintahDia menganggap, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak searah dengan amanat reformasi.

Din lantas mengungkit, mengambangnya beberapa kasus korupsi yang melibatkan kementerian seperti penyimpangan dana haji yang terjadi di Kemenag dan dugaan penyimpangan dalam pembelian pasawat MA-60 oleh PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)

BACA JUGA: KPK Terus Pantau Pergerakan Nazaruddin

Demikian juga penanganan keterlibatan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M
Nazaruddin dalam kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games 2011 di Palembang.

"Saya katakan (SBY) mangkir karena pemerintah sekarang meninggalkan amanat rakyat," terang Din usai meresmikan Millenium Building SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya kemarin (28/5)

BACA JUGA: Baru 8 Provinsi Terapkan Kawasan Tanpa Rokok

"Mangkir ini dekat dengan kemunkaran
Sudah menjadi tugas Muhammadiyah amar maruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan memerangi keburukan)," lanjut tokoh asal Sumbawa Besar itu.

Dia menilai, langkah tidak lugas SBY selama ini membuktikan pemerintahan bertindak setengah-setengah

BACA JUGA: KPK Yakini Nunun Tak Lupa Ingatan

Doktor lulusan University of California at Los Angeles (UCLA) itu mengungkit tindakan SBY ketika mencalonkan diri menjadi orang nomor satu di republik ini berjanji berada di garda terdepan memberantas korupsi.

Faktanya, tegas Din, janji SBY jauh dari kenyataanBahkan, korupsi terjadi di seputar lingkaran pemerintahanMantan sekretaris umum MUI itu menilai, korupsi yang terjadi kini sudah mengguritaSebagai bentuk keseriusan pemerintah, tuntut Din, SBY harus bersikap tegas dan serius mengungkap kasus korupsi tanpa pandang bulu.

Salah satunya, mendesak pemerintah membentuk tim khusus anti teror ekonomi bernama Tim Densus 99Bagi dia, teror ekonomi korupsi justru lebih berbahaya dari teror keamanan yang ditangani Densus 88"Bentuk saja Densus 99 untuk memburu koruptorKarena kejahatan teror ekonomi itu yang dirugikan rakyat banyak," terangnya.

Dia menjelaskan, penamaan Densus 99 diilhami dari jumlah nama-nama Allah yang menurut kaum muslim sebagai Asmaul Husna yang totalnya 99 namaDengan penyebutan 99 sesuai Asmaul Husna itu, Din berharap keberadaan Densus 99 bisa menimbulkan efek jera.

Selain itu, pelaku korupsi bisa sadar dan kembali ke jalan yang benarDia menambahkan, selama ini koruptor di negeri ini banyak yang tidak jeraSalah satunya akibat vonis hukuman yang ringanDia pun tidak keberatan wacana hukuman potong tangan sampai hukuman mati diterapkan terhadap koruptor"Tidak ada salahnya dicobaNamanya usul," seloroh mantan Ketua IPNU Sumbawa itu(sep/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMS Dari Singapura Goyang Istana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler