SBY Diharapkan Hadir di COP Kopenhagen

Sabtu, 21 November 2009 – 20:45 WIB
JAKARTA - Pemerintah Denmark sangat mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat menghadiri Konferensi PBB mengenai perubahan iklim, atau dikenal juga dengan COP (Conference of The Parties) 15, di Kopenhagen, Desember mendatangMenteri Lingkungan Hidup (LH) Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kehadiran SBY itu nantinya diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan seperti yang terjadi saat Konferensi ke-13 di Nusa Dua, Bali, dua tahun lalu.

"Tuan rumah mengharapkan peristiwa seperti itu terulang lagi, karena banyak pihak yang pesimis dan merasa bahwa konferensi di Kopenhagen itu akan terjadi deadlock," ujar Gusti M Hatta, di Hotel Borobudur, Jumat (20/11) malam.

Permintaan kedatangan SBY itu juga dikatakan diharapkan oleh beberapa menteri luar negeri dari beberapa negara

BACA JUGA: Tjahyo: Tambahkan Kodam di Papua

"Keinginan Presiden untuk mengurangi emisi di dunia memang besar, sampai membentuk dewan nasional perubahan iklim di Indonesia," ungkap Hatta pula.

Dikatakan Gusti M Hatta, SBY sendiri sebenarnya juga mengharapkan adanya sebuah hasil kesepakatan dalam konferensi itu
Sebagai sasaran minimal, Indonesia menargetkan bisa melobi Cina agar mau berkomitmen mengurangi emisi, sehingga bisa 'mempermalukan' negara-negara besar lain, sekaligus menciptakan komitmen bersama.

"Cina memang negara dengan emisi terbesar

BACA JUGA: Petani Tolak RUU Pengendalian Tembakau

Sebagaimana kita ketahui, konferensi kali ini berharap agar negara-negara besar sepakat mau mengurangi pembuangan emisinya," tutur Meneg LH lagi.

Lebih jauh diakui oleh Gusti M Hatta, dirinya pun kurang puas dengan hasil COP sebelumnya
Pasalnya, masih banyak negara-negara maju yang enggan membuat kesepakatan, seperti Amerika Serikat (AS) yang saat ini baru mengurangi pembuangan emisi sebesar 17 persen.

Sementara meski tidak diwajibkan, Indonesia sudah berusaha menjadi contoh bagi negara-negara lainnya, dengan sepakat melakukan penurunan emisi dari hanya 26 persen menjadi 41 persen per 2020

BACA JUGA: Petani Tembakau Minta Subsidi Bunga Perbankan

Namun, komitmen tersebut tentunya juga harus dibarengi oleh negara industri lain dalam mengurangi emisi, sekaligus guna mendukung negara hutan tropis.

"Hubungan kita dengan beberapa negara lain sudah baik mengenai emisi ini, seperti dengan BrasilMereka antara lain mengoptimalkan hutan mereka untuk mengurangi emisi," kata Gusti M Hatta(fir/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dugaan Mark-up Biaya Transportasi Haji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler