SBY Harus Berani Tindak yang 'Nakal'

Jumat, 05 Maret 2010 – 19:43 WIB

JAKARTA – Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Adi Suryadi Culla mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak perlu ragu untuk melakukan reshuffle kabinet sebagai bentuk dari tindakan para peserta koalisi yang ‘nakal’.  Dia pun mengingatkan SBY agar tidak perlu takut pemakzulanMenurut Adi,  dalam sistem presidensial, pemakzulan  sangat susah terjadi karena harus melaui tahapan.

‘’Kalau dengan pendekatan itu, saya kira presiden tidak perlu ragu untuk melakukan reshuffle kabinet,” kata Adi saat menjadi pembicara diskusi di press room DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (5/3).

Adi menilai sistem koalisi yang terbangun saat ini memang sangat rapuh karena didasarkan pada perilaku politik bukan, ideologis

BACA JUGA: Korupsi di PT Bukit Asam Naik ke Penyidikan

Akibatnnya, kata dia, koalisi bisa saja pecah karena pragmatisme dengan latar berlakang partai yang berbeda seperti penyikapan skandal Bank Century.

Rapuhnya koalisi pemerintah yang dipimpin Partai Demokrat, kata Adi juga disebabkan karena tidak adanya format koalisi yang jelas
Kondisi ini juga menurutnya dipicu tidak adanya anomali sejarah koalisi dalam perpolitikan Indonesia

BACA JUGA: Komersialisasi Lautan Rugikan Nelayan

”Anomali sejarah politik tidak punya contoh yang pas tentang koalisi,” katanya.

Dicontohkan Adi, ketika pemerintahan SBY-JK  menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), hanya Partai Golkar yang membela mati-matian pemerintah
Padahal PAN dan PKS juga menjadi bagian dari koalisi pemerintahan saat itu.

Namun Adi mengingatkan jika reshuffle kabinet dilakukan, presiden harus mempertimbangkan resikonya karena akan berdampak lebih besar

BACA JUGA: Jangan Remehkan Penyakit Mata!

”Opsinya mereposisi dan mengorganisir koalisiKalau mau dipertahankan, format koalisinya di revisi,” katanya(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Badai Matahari 2012, Bukan Kiamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler