BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan proses seleksi calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) periode kedua akan dilakukan dengan beberapa caraYakni, Presiden meminta usulan nama dari partai politik koalisi
BACA JUGA: Laporkan Aktivis ICW, Kejagung Menuai Kritik
Selain itu SBY juga mencari sendiri nama-nama kandidat menteri yang mempunyai kompeten, sesuai UU No 39/2008 tentang Kementerian Negara“Ada pertanyaan dari mana SBY dapat nama-nama calon menteri itu, dari SMS, pesan, atau usulan yang datang, tidak seperti itu
BACA JUGA: Syekh Puji Bebas, Jaksa Lakukan Perlawanan
Sumber menteri saya dapat dari usulan parpol koalisi, di luar itu saya mencari, memilih dan menetapkan sendiri nama-nama di luar dari usulan parpol,” kata SBY dalam jumpa pers di Cikeas, Bogor, Rabu (14/10) malam.Menurut SBY, parpol mengajukan nama calon menteri sebanyak tiga kali lipat dari posisi yang diminta
BACA JUGA: Berkas Ari Muladi Tunggu Keterangan Saksi
Dalam komunikasi saya dengan parpol yang bersangkutan, tentu saya memperhatikan peringkat yang diprioritaskan atau diunggulkan parpol, meskipun bisa saja saya menolak, saya ingin yang itu, bukan yang diprioritaskan, karena itu hak peroregatif presiden,” kata SBY.Dia juga mengatakan, calon-calon yang diusulkan oleh parpol, belum tentu dia tidak termasuk kalangan profesional“Hati-hati mengaketagorikan seperti itu, non profesional atau profesionalSebab bisa saja parpol usul calon dari profesional, bisa saja dari birokrat, ekonom, ahli teknologi, atau bisnismen.”
SBY menyatakan, untuk kemajuan KIB periode kedua ini, diperlukan integritas yang baik dan keterwakilan dari segi identitas“Kabinet mendatang tidak boleh meninggalkan identitas, dari segi agama, etnis, suku, gender, termasuk yang berusia relatif tua, dan berusia relatif muda, semua tentu menjadi pertimbangan, tetapi tidak boleh hitam putih, seperti statistik yang ada, tidak mungkin semua suku dan etnis di tampung, posisinya tidak cukup.Tapi semua daerah akan ada, ada yang dari Sumatera, ada dari Jawa, ada dari Kalimantan, ada dari Sulawesi, juga ada dari Papua dan MalukuSemua itu menggambarkan kemajemukan,” bebernya(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kriminalisasi Aktivis Dilakukan Sistematis
Redaktur : Soetomo