JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Indonesia Ibramsjah menilai himbauan Presiden SBY tentang keharusan TNI-Polri bersikap netral pada Pemilu mendatang justru menunjukkan kekhawatiran SBYMenurut Ibramsjah, himbauan itu tidak berarti banyak mengingat yang perlu titakuti justru mantan pentinggi TNI yang memiliki basis kuat saat di Militer seperti Wiranto dan Prabowo.
"Saya melihat pertemuan SBY dengan para petinggi TNI-Polri di Istana justru menunjukan SBY resah karena para seniornya lebih memilih aktif di parpol lain seperti PDIP, Gerindra, dan Hanura ketimbang di Demokrat yang sudah pasti mengususng SBY," ujar Ibramsjah usai menghadiri diskusi di pressroom DPR RI, Jumat (30/1).
Menurut dia, SBY sebenarnya justru lebih enjoy jika para pensiunan TNI-Polri duduk manis menikmati hari tua ketimbang berkecimpung di ranah politik
BACA JUGA: Lusmarina Resmi Tersangka
"Termasuk ikut-ikutan masuk parpol atau malah menjadi tim sukses calon presiden tertentu," ujar Ibramsjah.Meski demikian Ibramsjah juga melihat bahwa sebenarnya ada ketidakpuasan di kalangan TNI dengan kepemimpinan SBY
Ibramsjah menambahkan, permintaan SBY agar TNI-Polri netral sebenarnya lebih didasarkan pada pengaruh mantan petinggi TNI di kalangan anggota TNI yang masih aktif
BACA JUGA: Kasus Suap Depnakertrans Dioper ke Kejaksaan
"SBY menyadari para purnawirawan memiliki pengaruh dan jaringan kuatBACA JUGA: Pengganti Arie Soemarno Tergantung Sutanto
SBY boleh khawatir, tapi tidak boleh takut karena dia adalah penglima tertinggi di republik ini,” ungkapnya.Sementara Ketua Fraksi Partai Demokrat, Syarif Hasan mengatakan, SBY adalah sosok yang kuat dalam upaya penegakan demokrasi"Yang penting adalah menjamin tegaknya demokrasi yang berintelektualIntelektualisme dalam demokrasi akan berdampak positif bagi para politikus dalam menghadapi berbagai masalah," ujarnya.(Fas/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hendarman : SP3 VLCC Masih Bisa Dibuka Lagi
Redaktur : Tim Redaksi