SBY: Minyak USD 150, Subsidi Rp 320 Triliun

Kamis, 03 Juli 2008 – 12:21 WIB
JAKARTA – Tren kenaikan harga minyak yang terus berlanjut kian meresahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)SBY menilai melambungnya harga minyak saat ini sudah memasuki fase darurat

BACA JUGA: Men PAN Miris Kasus Hukum Libatkan PNS

Ini karena harga minyak dunia sudah mendekati USD 150 per barel dalam dua pekan terakhir.
     ’’Krisis minyak makin hari makin parah
Sama sekali tidak ada tanda-tanda menggembirakan

BACA JUGA: Dana Jamkesmas Tahap Kedua Cair

Ini sudah SOS, sudah lampu merah,’’ kata SBY.
    SBY memprediksi harga minyak dunia terus naik
Ini membuat subsidi BBM dan listrik membengkak

BACA JUGA: Dephub Minta Bukti Konkret

Menurut SBY, kenaikan harga BBM 28,7 persen pada 23 Mei lalu menggunakan asumsi harga minyak USD 110-USD 120 per barelDalam catatan SBY, seandainya harga minyak USD 140 per barel, subsidi BBM dan listrik mencapai Rp 300 triliun.
     Jika harga minyak USD 150 per barel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp 320 triliun’’Kalau (harga minyak) USD 160 per barel, gila lagiKita akan keluarkan (subsidi) Rp 254 triliun hanya untuk BBMDitambah lagi (subsidi) listrik Rp 90 triliunJadi total subsidinya Rp 340-an triliun,’’ kata SBY.
    Menurut dia, bukan tidak mungkin harga minyak dunia menembus lebih dari USD 150 per barel hingga USD 160 per barel’’Saya tidak bisa membayangkan kalau mencapai USD 200 per barel,’’ katanyaApabila subsidi BBM dan listrik melebihi Rp 300 triliun, sangat tidak sehat bagi APBNApalagi kalau harus ditambah dengan subsidi pertanian, pendidikan, dan sebagainyaTentu akan mengganggu perekonomian nasional.
     ’’Tidak mungkin pemerintah terus-menerus menaikkan harga BBMKonsekuensinya, mari kita kelola APBN yang tepat, yang cespleng, yang jitu,’’ ujarnyaSBY juga minta DPR fokus bersama-sama menyelamatkan keadaaan, menata APBN, dan menggalakkan energi alternatif.
     Dalam kesempatan itu, SBY mengimbau semua pihak untuk melakukan penghematan totalPengeluaran-pengeluaran yang tidak diperlukan yang bisa dihemat, sebaiknya ditunda’’Siapa pun, lembaga negara, lembaga pemerintah, provinsi, kabupaten dan kota, mari kita tataDengan begitu, pemerintah tidak perlu mengambil risiko yang sangat tinggi menaikkan harga BBM,’’ tandas SBY.
    Bila subsidi BBM membengkak, pemerintah tidak mampu menambah anggaran bagi kesejahteraan guru, pegawai negeri, atau menambah infrastrukturSatu-satunya jalan adalah melakukan penghematan’’Penghematan harus all out kita lakukanBangsa lain juga begituIni bukan maunya SBY, tapi maunya orang yang bertanggung jawab untuk menyelamatkan masa depan bangsa,’’ ungkapnya.
    Selain menyerukan penghematan, SBY juga berjanji membahas krisis minyak dalam pertemuan G8 plus 8 yang dihelat di Jepang pekan depanSBY mengaku sudah mengirim surat kepada PM Jepang Yasuo Fukuda sebagai tuan rumah, dan minta diagendakan pembicaraan yang sangat serius untuk mengatasi masalah energi dan pangan dunia.
    Kata SBY, sudah saatnya produsen minyak terbesar di dunia duduk bersama dengan negara konsumen minyak terbesarSeperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), maupun India’’Kalau emerging economies juga dianggap mengonsumsi minyak besar termasuk Indonesia, kita siap duduk bersamaPerusahaan-perusahaan multinational yang bergerak di bidang minyak juga begituMari kita hitung-hitungan,’’ sambungnya.
    Dia menyebut, sumber utama krisis adalah tidak klopnya produksi dengan konsumsiDuduk bersama itu penting untuk menghitung sampai mana produksi minyak bisa ditingkatkan, serta sejauh mana pula konsumsi minyak di sejumlah negara diturunkan’’Hanya dengan cara itu kita bisa menahan agar harga minyak tidak meroket terus,’’ jelasnya(tom/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kristina Bersaksi Untuk Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler