SBY Tak Mau Ada 'Matahari Kembar'

Rabu, 13 Mei 2009 – 18:16 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP PD) Achmad Mubarok menjelaskan alasan mengapa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjatuhkan pilihannya ke Boediono untuk dijadikan calon wakil presiden (cawapres)-nyaSebagai partai pemenang pemilu legislatif, Demokrat ingin menjadi pihak yang paling menentukan dalam proses pengambilan keputusan di pemerintahan mendatang

BACA JUGA: Ternyata PKS Tetap Merapat ke Demokrat

Dengan alasan itulah maka dipilihnya orang dari non-partai.

"Pak SBY yang harus menjadi lokomotif, partai-partai lain yang berkoalisi menjadi gerbong di belakangnya
Bahwa ada sharing kekuasaan dengan partai yang berkoalisi, itu pasti," ujar Ahmad Mubarok pada diskusi bertema 'Membaca Perubahan Peta Koalisi' di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senayan, Rabu (13/5).

Dia menjelaskan, dengan menjadi lokomotif pemerintahan koalisi, Partai Demokrat ingin menguji diri sendiri sebagai partai besar

BACA JUGA: Achmad Mubarok: 99 Persen Boediono Cawapres SBY

Pada pemilu legislatif 2004, perolehan suara Demokrat hanya 7,5 persen yang memaksa SBY harus membentuk pemerintahan koalisi pelangi
Hasilnya, Demokrat tidak mampu memimpin koalisi dengan baik.

"Sekarang, saatnya Partai Demokrat belajar sebagai partai besar

BACA JUGA: PDP Segera Pecat Laksamana

Partai Demokrat harus menjadi leader koalisi," tegas pria yang suka bicara blak-blakan ini.

Dia pun menjelaskan, bila SBY kembali terpilih menjadi presiden, slogan kabinet akan diubah, dari "Bersama Kita Bisa" menjadi "Harus Bisa"Kalau slogan yang pertama punya maksud 'merangkul' partai-partai lain yang ikut koalisi, maka slogan kedua untuk mendorong partai yang berkoalisi bekerja keras mencapai program-program pemerintah.

Alasan lain mengapa dipilih Boediono adalah karena SBY tidak menghendaki ada 'matahari kembar' di pucuk kepemimpinan nasionalDalam lima tahun ini, kata Mubarok, ada kesan dualisme kepemimpinan nasionalTerbukti mantan Ketum PP Muhammadiyah sempat melontarkan kalimat bahwa Jusuf Kalla adalah "the real president"Dengan dipilihnya Boediono sebagai cawapres yang bukan orang partai, diharapkan dia hanya loyal kepada presiden(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Utusan SBY dan JK ambil Formulir LHKPN ke KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler