BACA JUGA: Waria Ogah Ditipu Politisi
Dalam survei yang khusus memotret suara kaum buruh tersebut, hanya 17,6 persen yang menginginkan sebaliknya
"Senang atau tidak, inilah faktanya,’’ ujar Ketua Presidium FSP BUMN Bersatu FX Arif Poyuono saat memaparkan hasil survei lembaganya di Hotel Aston, Jakarta, kemarin (22/1)
BACA JUGA: PDIP Kecam Iklan Politik SBY
Dia menambahkan, gencarnya gerakan populis dari SBY akhir-akhir ini ternyata tak berpengaruh besar pada persepsi kaum buruhKekecewaan kaum buruh terhadap kebijakan pemerintah soal perburuhanlah yang diperkirakan menjadi penyebabnya
BACA JUGA: Kisruh Pilkada Jatim Bikin Jenuh
Survei tersebut mengungkap, 79,4 responden menganggap kebijakan pemerintah buruk, terutama menyangkut penetapan upah buruhHanya 9,6 persen yang menyatakan tetap, 9,3 persen menilai baik, dan 1,7 persen abstain."Harus diakui bahwa banyak kebijakan SBY soal buruh yang memang tidak populis, terkesan tidak berpihak pada buruh,’’ ujarnyaMisalnya, kata Arif, keluarnya SKB empat menteri beberapa waktu lalu yang memancing protes luas dari kalangan buruh di hampir seluruh daerah.
Namun, di bagian lain survei, SBY muncul sebagai tokoh yang paling sering diperbincangkan menjelang pemiluSBY paling sering dibicarakan 34,9 persen responden, disusul Megawati Soekarnoputri (14,2 persen), Jusuf Kalla (14,4 persen), Prabowo Subianto (12,8 persen), dan beberapa tokoh lain.
"Ini menarik, SBY paling banyak dibicarakan buruhTetapi, mengingat tingkat keterpilihannya, sepertinya yang dibicarakan adalah hal-hal negatif,’’ ujar Arif
Lantas, siapa yang dianggap paling bisa memperbaiki nasib buruh? Survei itu mengungkap, Megawati menduduki posisi puncakCapres PDI Perjuangan tersebut dipilih 30,7 persen respondenJusuf Kalla membayangi di bawahnya dengan 19,6 persen, baru kemudian SBY 12,7 persen, dan tokoh-tokoh lain
Mantan anggota KPU Mulyana WKusumah menilai, survei itu menjadi menarik karena hanya dilakukan di internal buruh”Kalau survei ini serius, kebenarannya akan lebih tinggi karena homogenitas responden juga lebih tinggi ketimbang survei pada umumnya,” ujarnya.
Dia pun memahami tingginya angka responden yang menyatakan tak akan memilih SBY lagi pada 2009’’Sebab, selama ini, anggota kabinet dan jajaran pemerintah di bidang perburuhan memang terkesan kurang berkomunikasi dengan buruh,’’ tambahnyaAkibatnya, lanjut Mulyana, buruh tidak mengetahui program positif pemerintah di bidang perburuhan
Survei yang melibatkan 5.123 responden itu dilakukan dengan metode multistage random dari buruh, baik BUMN maupun swasta, di 33 provinsi seluruh IndonesiaDengan margin of error sebesar 1,8 persen, penelitian yang dilakukan pada 8–20 Desember itu memiliki tingkat kepercayaan 99 persen(dyn/mk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Manuver Sultan Jadi Catatan DPP Golkar
Redaktur : Tim Redaksi