SBY Tak Terima Disebut Gagal Amankan Negara

Kamis, 17 Maret 2011 – 16:23 WIB

JAKARTA — Rangkaian kejadian bom dengan motif buku di Jakarta akhir-akhir ini, hingga kini belum diketahui siapa dalang dan motifnyaNamun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku sudah menerima berbagai pemberitaan yang menyudutkannya

BACA JUGA: Teror Bom Belum Sampai Ganggu Kedaulatan Negara

Pemberitaan tersebut menilai teror bom di Ibukota sebagai kegagalan Presiden melindungi warga negara
Presiden SBY pun memberikan pernyataan tegas menolaknya.

"Saya sudah dapat kiriman berita, bunyinya inilah bukti SBY tidak bisa menjaga keamanan

BACA JUGA: Indonesia Produksi 1000 Roket

Pada kelompok seperti itu, kalau tak suka dengan saya, jangan korbankan rakyat,’’ kata SBY saat membuka sidang kabinet paripurna membahas draf RKP dan RABPN 2012 di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/3).

SBY menegaskan, banyak motif dibalik aksi tersebut
Karena itu pada seluruh jajaran keamanan dan intelijen diminta untuk bekerja all out

BACA JUGA: Tahun Ini, Kejagung dan Kemenkum HAM Dapat Remunerasi

Presiden pun berjanji akan mengikuti setiap tahapan-tahapan pengungkapan kasus teror bom yang menghantui warga kota Jakarta ini.

‘’Saya minta segera diungkapDulu bisa mengungkap tidak terlalu lamaSekarang kalau bekerja penuh serius, pasti bisa diungkapDengan terjadinya paket bom ini, saya menginstruksikan agar jajaran BIN, jajaran kepolisian, jajaran TNI utamanya Komando Teritorial bekerja lebih keras untuk mengungkap pelaku kejahatan ini,’’ tegas SBY.

Presiden SBY mengatakan jangan sampai diberikan ruang apapun untuk merusak rasa aman di masyarakat yang diklaimnya sudah pulih dibandingkan beberapa tahun laluBerbagai teror bom ini, diyakini akan terus berkembang bila tidak segera ditindak hingga ke akar-akarnya.

‘’Barangkali kelompok yang selama ini melakukan teror, sudah mengubah taktik dan tekhnikKita tidak boleh kalah dan kehilangan inisiatifPastikan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan antisipatif,’’ tegas SBY.

Presiden SBY pun mengomentari jatuhnya korban akibat teror bom buku di kantor berita 68 H, Utan Kayu Jakarta Timur, yakni Kompol Dodi Rahmawan yang tangannya terpaksa diamputasi saat hendak mengamankan paket berisi bomMenurut Presiden, penanganan pada ancaman bom jangan dianggap sepeleSaat itu, Kompol Dodi mengamankan bom tanpa pengaman.

‘’Saya juga melihat beberapa kecerobohan dari petugas kita, jangan terjadi lagiTunjukan bahwa petugas kita adalah petugas  profesional dan tidak menganggap ringan situasi sehingga menimbulkan kecelakaan yang tidak semestinya tidak terjadi,’’ kata SBY.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan bahwa teror bom dengan menggunakan paket buku terhitung sebagai modus baruSehingga diperlukan pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui segala informasi soal motif pelakuTermasuk soal adanya ancaman bom lagi yang dikirimkan pelaku dengan menggunakan paket yang sama.

‘’Semua informasi yang masuk, akan kita evaluasiTermasuk yang hari ini, masih sedang kami dalamiIni modus baru, jadi perlu pendalaman lagi,’’ kata Timur.

Timur pun meminta masyarakat jangan menduga-duga soal pelaku teror bom buku kali iniKarena untuk menentukan pelaku dan motif dibaliknya, diperlukan langkah-langkah yang cermatSejauh ini, diketahui bahwa paket bom buku dikirim melalui jasa kurir.

‘’Saat ini kurir yang menjadi target penyelidikanIni yang sedang didalami Polda Metro JayaKita jangan menduga-duga dulu, semuanya masih dalam penyelidikan,’’ tegas Timur.

Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengimbau pada seluruh elemen masyarakat dan seluruh Polda se Indonesia, untuk meningkatkan kewaspadaan terkait dengan kejadian berbagai aksi teror bom di ibukotaPerihal indikasi siapa pelaku dan motif dibaliknya, Djoko tidak mau terlalu banyak berspekulasi.

‘’Analisa itu bisa banyak sekali dan saya tidak ingin menganalisa berdasarkan pemahamanKepolisian dan Kementrian Polhukam, akan melakukan analisa sesuai fakta di lapanganKita tidak ingin berandai-andai, semua harus diselidiki dan sesuai fakta,’’ kata Djoko.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beban Negara Bayar Pensiun Capai Rp 43 Triliun per Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler