BOGOR - Wajah Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid dua hasil reshuffle dipastikan tetap memiliki nuansa keterwakilan partai politikDalam proses kocok ulang kabinet itu, Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga tetap perlu pertimbangan dari partai politik.
SBY mengaku mendengar pandangan agar presiden mengangkat figur tanpa perlu melihat dari mana asalnya, termasuk latar belakang parpolnya
BACA JUGA: PKS Siap Keluar Koalisi
"Sepertinya ideal, tapi dalam real politics, tentu tidak pernah kenal seperti ituMenurut SBY, di negara mana pun terdapat etika koalisi
BACA JUGA: Pemda tak Ajukan Formasi CPNS, Pusat Bersyukur
Yakni kewajiban yang dilakukan berkaitan dengan menjalankan koalisiSBY menuturkan, meski kabinet yang disusunnya belum seperti zaken kabinet (kabinet ahli), namun para menteri harus benar-benar bertanggung jawab
BACA JUGA: Lancarkan E-KTP, Mendagri Sebar Petugas ke Lapangan
Menteri harus lebih fokus pada pekerjaan dan mau bekerja keras"Ada kata-kata, jangan menjadi beban pemerintah, jangan menjadi beban presiden," ucapnya.Meski menteri berasal dari parpol, lanjutnya, namun tetap harus memiliki kapabilitas dan rekam jejak yang baik"Dengan demikian, rakyat akan memberikan trust-nya bahwa menteri-menteri ini bisa bekerja dengan baik," ujar SBY.
Dia menyebutkan masih memiliki waktu hingga tiga-empat hari mendatang untuk mengumumkan hasil final reshuffleHubungannya dengan parpol tetap akan dijaga, termasuk jika ada menteri perwakilan parpol yang harus mengalami pergantian"Saya akan melakukan komunikasi itu," katanya.
Penegasan SBY itu merupakan bagian dari poin penting hasil pertemuannya dengan pimpinan parpol koalisiSaat menyampaikan keterangan, SBY didampingi Wapres Boediono, Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketum PAN Hatta Rajasa, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Ketum PPP Suryadharma Ali, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Para pimpinan parpol tersebut, kata SBY, menilai penataan kabinet yang dilakukan saat ini diperlukan perlu dan tepat waktuTidak hanya untuk merespon dalam negeri, namun juga berkaitan dengan situasi ekonomi global.
Selain itu, pimpinan parpol mengingatkan hubungan antarmenteri harus solidMisalnya terkait dengan pernyataan satu menteri dengan menteri yang lain yang saling bertentangan atau bertengkar di ruang publik"Saya diingatkan oleh pimpinan parpol untuk tidak terjadi," katanya.
Hubungan dengan parpol koalisi tersebut tidak hanya pada tataran pemerintah, namun juga di level parlemenSBY mengharapkan, hubungan pemerintah dengan DPR bisa makin sehat dan konstruktif.
Usai pertemuan, Anas Urbaningrum mengatakan, pertemuan presiden dengan pimpinan parpol koalisi tidak sampai pada tahap menyebut nama menteriNamun dia mengakui bahwa proses komunikasi masih akan berlanjut jika berkaitan dengan menteri dari parpol"Kalau menyangkut nama personal kabinet yang berasal atau representasi parpol, presiden akan melanjutkan konsultasi, dengan para pimpinan partai," katanya.
Meski begitu, lanjut Anas, ujung dari proses reshuffle tersebut adalah hak prerogatif presiden"Kombinasi yang manis, hak prerogratif presiden dan etika koalisi," ucapnya.
Senada, Aburizal Bakrie juga mengaku belum mendapat pemberitahuan tentang nama-nama menteri dalam reshuffle kali iniTermasuk kader dari partai berlambang pohon beringin ituIcal, sapaan akrabnya, tidak memermasalahan jika kader partainya digusur dari kabinet"Bagi Golkar, yang penting, kabinet yang akan datang bagus untuk menyelesaikan masalah-masalah demi kepentingan rakyat," tuturnya.
Sementara Luthfi Hasan Ishaaq tidak ingin berandai mengenai kabar bakal digesernya menteri dari PKSPartainya juga tidak mengusulkan nama dalam proses tata ulang kabinet saat ini"PKS selalu siap memberikan stok dalam jumlah besar," kata Luthfi(fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Putuskan Pulau Berhala Milik Jambi
Redaktur : Tim Redaksi