jpnn.com - JAKARTA--Sebelum mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar berbagai situasi panas yang terjadi saat sebelum dan sesudah proses pilpres mereda.
Terutama ketegangan yang terjadi antara kubu mantan calon presiden Prabowo Subianto dan kubu pendukung presiden dan wapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Dua Pejabat Kemenkumham jadi Tersangka
Ia mengaku mengetahui banyak pihak khawatir pemerintahan Jokowi ke depan akan mendapat banyak tantangan jika ketegangan tersebut tak berhenti.
"Meski kritis satu sama lain tapi ada batas-batas dalam politik yang dimainkan maka yang dikhawatirkan banyak pihak itu bisa dicegah. Tetapi kalau yang dianut adalah politik marah dan dendam tujuh turunan, itu bisa terjadi. Saya ingatkan ya politik itu keras, kompetisi memang menghasilkan kalah dan menang, tapi kan tidak segalanya. Adakalanya kalah sekarang, menang di hari kemudian," kata SBY dalam wawancara di kanal Youtube.
BACA JUGA: Serahkan Rp 6 M ke Staf Anggota DPR di Spa dan Karaoke
Menurutnya, orang yang berada di luar pemerintahan boleh saja melayangkan kritik pada pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi.
Tapi mengkritisi, ujarnya, bukan berarti dengan cara menghancurkan atau menggagalkan program pemerintah untuk masyarakat.
BACA JUGA: Teddy Renyut: Tidak Kasih Duit, Tak Dapat Proyek
Presiden mengaku hal itu pun sudah pernah dirasakannya selama menjabat selama 10 tahun.
"Saya sendiri punya pengalaman panjang selama 10 tahun ada kekuatan politik yang konsisten memusuhi saya, menyerang saya, dan kalau bisa menggagalkan. Apa yang saya alami itu, mudah-mudahan tidak dialami oleh Pak Jokowi. Politik itu keras bisa saling intip, saling serang, tapi tetaplah ada batas-batasnya," tegas SBY.
Ia mengingatkan bahwa kegaduhan politik hanya akan membawa petaka bagi masyarakat. Daripada gaduh, ia menyarankan semua pihak saling mendukung untuk membangun perekonomian lebih baik melalui pelaksanaan program pemerintah.
"Jawabannya itu tergantung bagaimana elit politik di dua kubu itu bisa bersikap konstruktif. Saya pun berharap jangan lah Bharatayuda yang terjadi. Ingat negeri ini," tandas SBY. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Sinyal Menhub dan Menlu Bukan dari Parpol
Redaktur : Tim Redaksi