Sebelum Insiden Nahas Itu, Almarhum Sempat Hubungi Ayahnya

Jumat, 06 Oktober 2017 – 03:59 WIB
Anggota Komisi II DPRD Muara Enim dari FraksiPDI-P, H Syaiful Iqbal Ashofa SH, meninggal dunia Kamis (5/10) sore akibat kecelakaan saat mengikuti undangan olahraga paralayang di Kota Malang,Jawa Timur. Foto: OZI/SE/jpg

jpnn.com, PALEMBANG - Suasana duka menyelimuti keluarga H Syaiful Iqbal Ashofa, Anggota DPRD Muara Enim yang tewas dalam insiden olahraga paralayang di Batu, Malang, kemarin.

Puluhan orang terlibat membaca surat Yasin dan doa bersama di ruko tiga pintu yang beralamat di Jl Tenggamus, Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur.

BACA JUGA: Anggota Dewan Ini Tewas Mengenaskan Saat Salurkan Hobi

Di sanalah, almarhum H Syaiful Iqbal Ashofa tinggal.

"Kami sedang mempersiapkan segala sesuatunya menunggu kedatangan jenazah almarhum," ujar Darmin, 45, perwakilan keluarga, setelah yasinan.

BACA JUGA: Tragis! Pasutri Diterkam Beruang, Istri Tewas, Suami Kritis

Dia menjelaskan, jenazah almarhum rencananya akan diberangkatkan dari Kota Malang, pagi ini (6/10), pukul 08.00 WIB.

Sesuai permintaan keluarga, jenazah almarhum akan dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Muara Dua, usai salat Ashar atau sekitar pukul 15.30 WIB.

BACA JUGA: Pesta Miras Oplosan, Big Boss Dicampur Antinyamuk, 5 Tewas

Istri almarhum, Hj Delpi Lisia Indah, 37, tak terlihat dalam pembacaan surat Yasin itu.

Dia begitu berduka sehingga mengurung diri dalam kamarnya. Sejumlah kerabat pun menemani, berusaha menghiburnya. H Suher, 61, ayah almarhum mengaku dapat kabar putranya meninggal dari sepupu Syaiful yang tinggal di Kota Malang.

"Saya dapat kabar sekitar jam 3 sore. Sempat dirawat di rumah sakit, tapi tapi tidak selamat karena luka di kepalanya," ungkap dia.

Cerita yang dia dapatkan dari sepupu almarhum, putranya saat itu hendak mendarat.

Tiba-tiba parasutnya tertiup angin kencang sehingga terjadilah musibah itu. Seingat Suher, hobi paralayang itu sudah digeluti anak sulungnya tersebut sejak lama. Kecintaannya terhadap olahraga ekstrem itu mengantarkan almarhum sebagai atlet nasional.

"Dia (almarhum, red) merupakan instruktur. Sudah lama memang," tuturnya.

Di mata Suher, putranya itu pribadi yang supel dan cinta keluarga. Setiap dua atau tiga hari, almarhum rutin menelepon keluarganya, walau hanya untuk bertanya kabar.

“Tadi (kemarin) siang, jam 11, sebelum kejadian, dia juga sempat menelepon saya. Saat itu dia sedang di jalan dari Jakarta menuju Malang,” tuturnya.

Dia tak punya firasat atau pertanda apapun terkait musibah tersebut.

“Minggu tadi saya main ke sini (kediaman alamarhum, red). Semuanya biasa saja," ucap Suher.

Rekan almarhum, Ipda Adib menuturkan bahwa Syaiful sosok yang sangat baik. Selain paralayang, almarhum yang meninggalkan seorang istri dan tiga anak itu rutin berolahraga bulu tangkis.

"Kami rutin main di GOR Harmonis. Orangnya baik dan suka mentraktir bola bulutangkis. Kami dapat kabar jam tujuh malam tadi waktu main bulutangkis, jadi langsung ke sini (rumah duka, red)," pungkasnya. (kos/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sari Dihantam Gerobak Meluncur di Jalan, Kami Ikut Berduka


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler